Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mensos Risma Rujuk Balita Terindikasi Gagal Ginjal Akut Asal Indramayu ke RSCM

Mensos Risma Rujuk Balita Terindikasi Gagal Ginjal Akut  Asal Indramayu ke RSCM Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Baru-baru ini, kasus gagal ginjal akut pada anak kembali mencuat. Seorang balita asal Indramayu, Jawa Barat, berinisial A diduga mengalami gagal ginjal.

Menerima laporan tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini melalui Sentra Phala Martha merujuk balita berusia tiga tahun itu ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Kamis (16/2/2023) lalu. Wajah orang tua A terlihat sedikit lega.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Menteri Sosial yang telah mengarahkan jajarannya untuk membantu menangani pengobatan Aileen. Yang tadinya kondisinya kritis sampai sekarang dibawa ke RSCM Jakarta dan alhamdulillah kondisinya sekarang sudah membaik,” kata Tri Indriani (33), ibu kandung A, saat ditemui di RSCM Jakarta, Minggu (19/2/2023).

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Terjadi Lagi, Wapres Minta Kemenkes Investigasi Sumber Masalah

Tri mengatakan, ia hampir menyerah melihat kondisi putrinya yang tak kunjung sembuh. Sejak mengalami demam tinggi pada 6 Februari lalu, Tri sudah membawa A berobat ke klinik dan ke rumah sakit di Cirebon. Demamnya tidak turun dan seluruh badannya membengkak. A kemudian didiagnosis mengalami gagal ginjal akut progresif. 

“Jujur, saya tidak pernah menyangka bakal dapat bantuan seperti ini. Sudah pasrah. Karena melihat kondisi anak saya di rumah sakit sebelumnya itu semakin memburuk karena tidak ada kejelasan kapan mau dibawa ke RS rujukan. Alhamdulillah pertolongan Allah datang di waktu yang tepat. Saya bertemu dengan bapak ibu dari Sentra Phala Martha Sukabumi,” katanya. 

Kondisi A saat ini perlahan menunjukkan kemajuan. Ia sempat dirawat di Ruang PICU (Pediatric Intensive Care Unit) selama tiga hari setelah menjalani cuci darah, namun pada hari Minggu (19/2/2023), sudah dapat dipindahkan ke ruang perawatan. 

Baca Juga: Tingkatkan Martabat Kelompok Rentan, Risma Pastikan Program Kemensos Berlandaskan Pancasila

Sebelumnya, kisah A yang harus pulang dari rumah sakit akibat tidak bisa membayar biaya ramai diberitakan di media. Orang tuanya terpaksa tidak meneruskan pengobatan karena belum terdaftar sebagai penerima BPJS. Ayah A, Yatno (39), bekerja sebagai karyawan di salah satu toko di Cirebon dengan gaji pas-pasan. 

Ibunya tidak bekerja untuk fokus mengurus A dan kakaknya yang berusia 7 tahun. Tentu saja penghasilan itu tidak dapat menutup biaya rumah sakit.

Sentra Phala Martha di Sukabumi langsung membawa A untuk mendapatkan penanganan awal di RSUD Indramayu pada Rabu (15/2/2023). “A belum terdaftar sebagai penerima BPJS. Namun, tetap kami bawa ke RS, sambil diurus BPJS-nya. Alhamdulillah dari rumah sakit cepat keluar kartu kepesertaannya. Tanggal 16 (Februari) kemaren sudah aktif,” kata Kepala Sentra Phala Martha Cup Santo.

Baca Juga: Tepat di Hari Kasih Sayang, Mensos Risma Hibur Anak-anak di Posko Gempa Jayapura

Untuk mendapatkan perawatan yang lebih komprehensif, Cup Santo mengatakan bahwa pihaknya langsung merujuk A ke RSCM pada tanggal 16 Februari 2023 dengan biaya operasional yang sepenuhnya ditanggung oleh Kemensos.

“Untuk operasional ditanggung oleh Kemensos. Kami juga berkoordinasi dengan Sentra Handayani untuk tempat tinggal selama di Jakarta. Jadi keluarganya bisa gantian jaga dan istirahat di Sentra,” katanya.

Selain memfasilitasi pengobatan A, Kemensos juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bahan pokok, alat kebersihan diri, dan nutrisi tambahan bagi A. Orang tua A juga mendapatkan bantuan, seperti kasur dan selimut yang dipakai saat berjaga di rumah sakit. 

Baca Juga: Cek Penanganan Gempa Jayapura, Mensos Risma Beri Keluarga Korban Meninggal Santunan Rp15 Juta

Sementara itu, kondisi ginjal akut pada A juga telah dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan dan Bareskrim Polri mengingat kasus ginjal akut pada anak kembali ramai terjadi.

“Kami sudah diskusikan dengan Kemenkes dan Bareskrim untuk penyelidikan obat sirup yang diminum Aileen. Kemenkes juga sudah datang ke kontrakan orang tua Aileen yang di Cirebon untuk mengambil sampel obat dan makanan,” kata Cup.

Baca Juga: Dana Bansos Rp412 Miliar Diblokir Sri Mulyani, Mensos Risma Curhat ke DPR RI

Sebagai informasi, Kemenkes mencatat, jumlah kasus itu mencapai 326 kasus dan menyebabkan 204 anak meninggal dunia hingga 5 Februari 2023 lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: