Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pegang Prinsip Bisnis Bersahaja, CEO Paxel Ingin Bisnis Senantiasa Antarkan Kebaikan

Pegang Prinsip Bisnis Bersahaja, CEO Paxel Ingin Bisnis Senantiasa Antarkan Kebaikan Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Sewaktu kecil, dalam perjalanan saya mencari pahlawan, mencari mentor sebagai pengarah, waktu tahun 60-an, saya memiliki teman, namanya Yanto. Sahabat saya itu tidak sekolah, kebetulan dia adalah anak dari pembantu Ibu saya. Karena dia anak pembantu, dia suka minder. Tapi dari dia, saya belajar tentang kejujuran. Dia itu anaknya low profile, dia tahu diri, tidak pernah menunjukkan kekuasaannya meskipun dia sebenarnya sehat dan kuat. Inilah model yang menciptakan kepercataan. Dia adalah ksatria yang meskipun tidak memiliki kekuasaan tapi saya mempercayainya. Melalui dia, saya memahami value dari kejujuran, value tentang pengertian diri.

Kemudian dalam proses dan perjalanan itu, saya bertemu banyak orang, termasuk saya belajar dari Kakek saya, Ayah saya, teman-teman saya. Dari teman-teman di sekolah, pasti ada kompetisi, dari situ saya belajar leadership untuk menjadikan semua orang sahabat. Untuk menjadikan diri sebagai seorang leader. Tentu kita harus memahami beberapa kecerdasan untuk menjadi leader. Kecerdasan yang kita perlukan antara lain kecerdasan intelektual. Jadi cerdas dalam teknik, ilmu, dan lainnya. Kedua kecerdasan emosional, kita harus tahu bagaimana memahami perasaan orang lain, bagaimana menang, kalah, bagaimana kita behave. Yang ketiga, adalah kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual ini adalah kecerdasan atas keimanan kita. Jadi kita tahu Tuhan itu pemberi rejeki. Kita tahu dalam Surah Al-Ma'un itu mengajarkan kita untuk tidak menjadi pendusta dan sebagainya. Itu menjadikan kita bisa melakukan hal-hal yang benar. Kalau kita yakin terhadap Allah, terhadap Tuhan yang Mahakuasa, kita akan bisa mengalahkan berbagai macam ketakutan. Jadi dalam proses hidup sehari-hari, berbagai macam hal yang kita anggap menakutkan yang bisa membuat kita berbohong, kita tidak akan melakukannya karena kita menjadi tidak takut terhadap apa pun kalau kita yakin sama Allah. Proses inilah yang mendidik kita menemukan value kita dalam menghadapi hidup.

Karakteristik apa yang membedakan Paxel dari pemain lain di industri logistik di Indonesia?

Sejak diperkenalkan pada tahun 2018, Paxel mencoba menyelesaikan problem yang ada di logistik di Indonesia. Kita menawarkan model bisnis baru dengan pendekatan baru untuk merespon kebutuhan yang ada. Pada awalnya kita itu kan menawarkan same day delivery, dari situ kita menjadi icon kita yang dikenal, di mana model service-nya menjadi lebih cepat dari rata-rata market yang sudah ada.

Lalu selanjutnya apa yang membedakan kita lagi adalah kita masuk ke bidang frozen food dan sampai sekarang kalau berbicara terkait cold-chains, InsyaAllah melalui pendekatan-pendakatan baru dari kita, kita bisa menawarkan service yang lebih bagus dan lebih tepat untuk kebutuhan logistik di Indonesia.

Pada saat mengobrol tentang Paxel, Paxel itu merupakan salah satu model perusahaan yang bukan hanya perusahaan yang membuka pekerjaan saja. Tapi Paxel juga membuka opportunity untuk anak-anak muda, karyawan kita. Sehari-harinya mereka dituntut untuk menciptakan kreativitas yang baru. Misalnya kita dari awalnya same day delivery, untuk membedakan dengan yang lain kita masuk ke food delivery, ini kan membutuhkan tambahan skill, dengan cold box sebagainya.

Yang membuat Paxel dapat bertahan dari kreativitas ini, karena ada juga additional teknologi, tambahan proses, yang membuat Paxel berbeda itu, Paxel tidak lagi konvensional. Kami tidak konvensional karena kami juga memiliki knowledge. Paxel terus belajar dan menciptakan. Ini yang akan terus kita lakukan di Indonesia dan tentu ini harus menjadi model kerja yang ada di Indonesia, di mana kita bekerja bukan seperti orang-orang di pabrik semata, tapi kita harus bisa memiliki knowledge, memiliki kemampuan membuat keputusan, inilah yang membuat Paxel itu perusahaan yang berbeda. Dalam lima tahun ke depan, Paxel akan menjadi perusahaan yang sangat kompetitif kalau Paxel terus mengembangkan dirinya.

Sebagai CEO, bagaimana strategi Anda membawa Paxel untuk terus dapat eksis, bersaing, dan berkembang di industri saat ini dan ke depannya?

Kalau nomor satu sih, kalau kita lihat sekarang, bisa dilihat anak-anak muda di kantor kita itu rata-rata hidupnya selalu terinspirasi untuk menciptakan sesuatu. Kita selalu ingin melakukan project. Apa yang bisa saya lakukan hari ini beda dari yang kemarin supaya saya hari ini bisa menjadi luar biasa, begitu kan? Mereka dididik dalam kondisi bekerja untuk mencari sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi mereka terlatih untuk bekerja lebih baik. Secara rutin, perusahaan juga mendidik mereka untuk tetap dalam kondisi terlatih, salah satu yang sangat penting adalah leadership.

Leadership sangat dibutuhkan. Sebagai ayah, harus bisa membawa anak-anak menjadi anak-anak yang kreatif sehingga anaknya tidak monoton. Ini adalah salah satu cara kita membangun rumah. Saya juga selalu bilang, bahwa rejeki itu dari Allah, jadi kita harus yakini itu. Kalau kita sudah yakin rejeki dari Allah, maka kita tidak boleh jauh dari Allah. Kita harus dekat sama Allah, maka bekerjalah seperti kami beribadah, mulailah bekerja dengan Bismillah. Jadi kalau bekerja niatnya untuk Allah, maka apa yang kita lakukan itu adalah kebaikan.

Tag line Paxel adalah antarkan kebaikan. Jadi kalau kita mulai dengan segala sesuatu kebaikan, InsyaAllah Allah akan memberikan segala sesuatu yang baik juga. Kita melakukan hal yang baik, mengajak anak istri kita melakukan hal baik, maka rumah kita akan menjadi baik. Kalau di perusahaan ini, satu rumah isinya baik semua, maka perusahaan akan menjadi berkah. Inilah proses yang saya yakini. Jadi Paxel mulai dengan antarkan kebaikan, maka perusahaan akan baik. Tidak percaya? Paxel memulai dai 0 dan sekarang alhamdulillah sudah menjadi sesuatu. Ini karena prosesnya Allah membukan pintu, percaya tidak percaya, saya sih yakin, kalau kita perlu mencari rejeki dengan dimulai dari kebaikan.

Menurut Anda, apakah saat ini Paxel sudah mencapai titik kesuksesannya?

Belum. Kalau saya melihat Paxel itu, terutama tahun 2023 ini, setelah pandemi kita itu berada di suatu periode kita merasa perlu istirahat. Kita harus review, evaluasi. Kita mulai sesuatu lagi setelah sempat berhenti jadi kita perlu memulai dengan big picture. Saya melihat tahun 2023 ini sebagai momen setelah kita sempat berhenti. Setelah 0, kita mulai dari awal lagi, hidup lagi, kita evaluasi ulang, membentuk gerakan baru.

Tahun 2023, saya melihat Paxel itu bagaikan burung yang sudah melalui banyak hal tapi sudah dia selesaikan, saat ini dia sudah memasuki tahap berikutnya. Kita lihat tahun 2023, 2024, ini tahun yang menjanjikan. Masih banyak hal yang terbuka. Makanya burung ini mencari potensi baru dan kita titipkan pada anak-anak muda ini, semoga berhasil menemukan yang baru. Jadi bagaikan burung yang baru terbang dan berhasil hinggap di mana-mana untuk menyebarkan kebaikan, kesempatannya masih banyak.

Bagaimana Anda melihat kesuksesan Paxel di masa depan?

Kalau kita bicara Indonesia, masalahnya masih banyak yang harus diselesaikan. Di cost pengiriman misalnya, dulu dari 25% kini sudah jadi 5-7%, ini sudah penghematan. Penghematan ini bukan hanya untuk kita tapi untuk ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Efisiensinya besar dan pembangunan infrastruktur juga sudah menjadi lebih baik meski belum terlalu merata. PR kita masih banyak dan kompleks meski ekonomi membaik.

Saya berharap anak cucu saya masih bisa menikmati hal-hal baik yang dihasilkan. Perlu memastikan mereka menjadi pintar dan kreatif karena ini satu-satunya modal manusia kan, yang bisa mengalahkan komputer juga ini. Masa depan ada di tangan kita semua, kita harus jadi leader bukan hanya pengikut.

Target Paxel, bisa berkontribusi pada Indonesia Emas.

Pelajaran penting atau pegangan hidup apa yang Anda pegang/yakini dalam menjalankan kepemimpinan Anda sebagai CEO Paxel?

Saya selalu mengatakan bahwa mulailah dengan kesadaran bahwa rejeki itu dari Allah, karena kita tahu Allah itu pemberi rejeki, maka kita harus berbuat kebaikan karena Allah. Selalu memberikan kebaikan dan jadikan itu sebagai gaya hidup kita. Dengan gaya hidup seperti itu, InsyaAllah kita dalam hidup ini dan hidup berikutnya itu tidak akan menemukan hal-hal yang negatif.

Dalam hidup itu selalu ada suka dan duka dan itu merupakan bagian dari rejeki. Semua harus diterima sebagai pemberian dari Allah. Kalau kita merasa menghadapi masalah atau musibah, yang harus kita lakukan adalah sholat dan sabar. Sabar itu jangan sampai menyerah, sabar juga tidak ada batasnya. Kalau ada batasnya itu namanya bukan sabar. Kemudian sholatlah, berdoa pada Allah. Kalau kita tidak menyerah, kita pasti akan mendapatkan jawaban dari Allah dan mendapatkan solusi dari masalah kita. InsyaAllah kita akan mendapatkan banyak rezeki.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: