Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jumlah Pasukan Amerika Naik 4 Kali Lipat di Taiwan!

Jumlah Pasukan Amerika Naik 4 Kali Lipat di Taiwan! Tentara Divisi Gunung 10 Angkatan Darat AS mendengarkan saat Presiden Donald Trump berbicara sebelum menandatangani Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional di Fort Drum, New York, AS, 13 Agustus 2018. | Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Washington -

Washington berencana untuk mengirim antara 100 dan 200 tentara ke Taiwan “dalam beberapa bulan mendatang,” Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (23/2/2023), mengutip pejabat anonim.

Personel tersebut akan ditugaskan untuk melatih militer Taiwan melawan apa yang digambarkan sebagai “ancaman yang meningkat dari China.”

Baca Juga: Risiko Kanker di Pangkalan Rudal Balistik Antarbenua Jadi Perhatian Serius Amerika

Pengerahan itu akan lebih dari empat kali lipat kehadiran militer AS di pulau itu, menurut WSJ. Menurut Pusat Data Tenaga Kerja Pertahanan Pentagon, ada 23 tentara Amerika di Taiwan pada musim gugur 2022. 

Orang Amerika ini telah bertindak sebagai penasihat dan pelatih untuk senjata dan peralatan AS yang dikirim ke Taipei. Pasukan baru itu juga akan melatih Taiwan dalam taktik "untuk melindungi dari potensi serangan China," menurut pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Ada juga pasukan Taiwan di AS, dengan pelatihan "kontingen" bersama Garda Nasional Michigan di utara negara bagian itu, WSJ melaporkan. Ketika dihubungi untuk dimintai komentar, Pentagon hanya mengatakan bahwa “komitmen AS terhadap Taiwan sangat kuat.”

“Kami tidak memiliki komentar tentang operasi, keterlibatan, atau pelatihan tertentu, tetapi saya akan menyoroti bahwa dukungan kami untuk, dan hubungan pertahanan dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini yang ditimbulkan oleh Republik Rakyat China,” Letnan Kolonel Angkatan Darat Marty Meiners, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada WSJ.

Pelatihan yang diperluas dimaksudkan untuk "menggagalkan kemungkinan invasi oleh China," dan telah direncanakan selama berbulan-bulan, jauh sebelum insiden bulan ini dengan "balon mata-mata" China, kata para pejabat yang berbicara kepada WSJ. Mereka juga tidak percaya itu berarti "mendekati titik kritis" untuk Beijing.

“Salah satu hal yang sulit untuk ditentukan adalah apa yang benar-benar tidak disukai China,” kata seorang pejabat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: