Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Terbuang, Biomassa Sawit Ternyata Berpotensi Jadi Bioetanol Pengganti Bensin Fosil Loh!

Tak Terbuang, Biomassa Sawit Ternyata Berpotensi Jadi Bioetanol Pengganti Bensin Fosil Loh! Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Biomassa seperti tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi bioetanol. Bioetanol merupakan etanol (etil alkohol) yang proses produksinya menggunakan bahan baku alami dan proses biologi. Dalam laporan PASPI, karakteristik bioetanol adalah mudah menguap, mudah terbakar, larut dalam air, tidak karsinogenik, dan tidak berdampak negatif pada lingkungan, bahkan memiliki kemampuan untuk menurunkan emisi CO2 hingga 18%.

Dalam penelitian Syafina et.al. (2002) dalam laman Palm Oil Indonesia menyatakan bahwa TKKS mengandung selulosa yang cukup tinggi yakni 41,3 – 46,5%; hemiselulosa sebesar 25,3 – 33,8%; dan lignin 27,6 – 32,5%. Kandungan selulosa dan hemiselulosa dalam TKKS berpotensi digunakan sebagai sumber gula pereduksi melalui proses kimiawi atau enzimatis dan selanjutnya difermentasikan menjadi bioetanol kelapa sawit.

Baca Juga: Dulunya Diragukan, Siapa Sangka Produktivitas Kelapa Sawit Justru Unggulan!

Penelitian Badger (2002) dalam laman Palm Oil Indonesia menyatakan, satu ton bahan yang mengandung 45% selulosa mampu menghasilkan 151 liter bioetanol. Sementara itu, satu PKS dengan kapasitas 60 ton/jam dengan jam operasi 20 jam/hari dapat menghasilkan limbah sekitar 300 ton/hari atau sekitar 90.000 ton/tahun. Sehingga potensi etanol yang dapat dihasilkan sebesar 45.300 liter/hari atau sekitar 13,95 juta liter/tahun.

“Tidak hanya minyak sebagai main product-nya yang dapat menghasilkan renewable energy yang rendah emisi yaitu biodiesel, namun biomassa yang sebenarnya merupakan limbah juga dapat dimanfaatkan sebagai bioetanol pengganti bensin fosil. Bahkan pengembangan bioetanol dari biomassa sawit ini terjamin lebih ramah lingkungan dan lebih sustainable,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Baca Juga: Kutuk Habis Kelakuan Mario Dandy, Sri Mulyani: Masalah Pribadi, Dampak Buruknya Kena Satu Institusi!

Selain itu, keunggulan lain dari bioetanol berbasis biomassa sawit ini, catat laporan PASPI yakni dapat mengurangi potensi trade-off food-fuel yang bisa terjadi akibat kompetisi memperebutkan minyak sawit sebagai bahan baku untuk produk pangan dan sumber energi. Penggunaan biomassa sawit sebagai feedstock bioetanol juga mengurangi trade off food-fuel yang mungkin saja bisa terjadi jika menggunakan feedstock lainnya seperti tebu, singkong atau jagung, dimana produk pertanian tersebut banyak digunakan untuk produk pangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: