Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Korea Selatan Bilang Kim Jong Un Pimpin Rapat Besar, Corong Korea Utara Singgung 'Makanan' dari Imperialis

Korea Selatan Bilang Kim Jong Un Pimpin Rapat Besar, Corong Korea Utara Singgung 'Makanan' dari Imperialis Kredit Foto: Reuters/KCNA

Dalam sebuah komentar, surat kabar pemerintah, Rodong Sinmun, Partai Buruh yang berkuasa memperingatkan agar negara tidak menerima bantuan ekonomi dari "imperialis" yang menggunakan bantuan sebagai perangkap untuk menjarah dan menaklukkan negara penerima dan mengganggu politik internal mereka.

Artikel itu muncul ketika kantor berita Korea Selatan, Yonhap pada Rabu (22/2/2023) melaporkan, sekitar 700 narapidana di tiga penjara pedesaan, termasuk di pusat Kota Kaechon telah meninggal karena kelaparan dan menderita penyakit selama dua tahun terakhir. Laporan Yonhap itu mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Baca Juga: Partai Konservatif Korea Selatan Usul Senjata Nuklir: Penting Kalau Kita Punya Sendiri

"Adalah kesalahan mencoba meningkatkan ekonomi dengan menerima dan memakan permen beracun ini," kata komentar di surat kabar Rodong Sinmun.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan  yang menangani urusan antar-Korea menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Tetapi mereka mengatakan, tampaknya telah terjadi peningkatan kematian akibat kelaparan baru-baru ini di beberapa provinsi Korea Utara.

"Produksi pangan turun dari tahun lalu, dan ada kemungkinan masalah distribusi karena perubahan kebijakan pasokan dan distribusi pangan mereka," kata seorang pejabat Kementerian Unifkasi kepada wartawan.

Badan pembangunan pedesaan Korea Selatan pada Desember memperkirakan produksi tanaman Korea Utara mencapai sekitar 4,5 juta ton tahun lalu. Jumlah ini turun 3,8 persen dari 2021. Penurunan produksi pangan ini karena hujan lebat dan kondisi cuaca lainnya.

Menteri Unifikasi Kwon Young-se mengatakan, Pyongyang telah meminta Program Pangan Dunia, untuk memberikan dukungan tetapi tidak ada kemajuan karena perbedaan masalah pemantauan. Sejauh ini Program Pangan Dunia belum menanggapi permintaan komentar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: