Joe Biden Ajak Kanselir Jerman Bicarakan Perang Ukraina, Ada Isu Rahasia yang Belum Diungkap
Kanselir Jerman Olaf Scholz akan mengadakan pembicaraan rahasia di Washington dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat (3/3/2023) mengenai perang di Ukraina.
Scholz berangkat dalam perjalanan satu hari tersebut, yang tidak seperti biasanya tidak menyertakan delegasi pers, pada hari Kamis (2/3/2023).
Baca Juga: Dengerin, Begini Reaksi Joe Biden Soal Ancaman Senjata Pemusnah Massal
Biden dan Scholz akan bertemu selama satu jam di Gedung Putih, termasuk "komponen empat mata" yang signifikan yang memberikan kesempatan kepada kedua orang tersebut untuk "bertukar catatan" mengenai pertemuan mereka baru-baru ini dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan keadaan perang.
"Kedua pemimpin ingin ini menjadi pertemuan tingkat kerja, ingin pertemuan ini benar-benar turun ke bawah, fokus pada isu-isu Ukraina," kata pejabat itu.
Topik utamanya adalah dorongan untuk memberikan dukungan baru dari Barat kepada pasukan Ukraina, yang bersiap-siap menghadapi serangan baru Rusia dalam beberapa minggu ke depan.
Washington akan mengumumkan paket bantuan militer baru senilai 400 juta dollar AS untuk pemerintah Kyiv pada hari kunjungan Scholz, kata para pejabat.
Kunjungan pertamanya ke Washington sejak sebelum invasi terjadi beberapa hari setelah penasihat keamanan Biden, Jake Sullivan, mengatakan kepada ABC bahwa Biden mengesampingkan saran militernya dan setuju untuk mengirim tank Abrams ke Ukraina karena Scholz menjadikannya sebagai prasyarat untuk mengirim Leopard Jerman.
Berlin mengatakan bahwa Biden datang untuk melihat bahwa hal itu diperlukan dan keputusan itu dibuat atas dasar kesepakatan.
Pemimpin Jerman ini datang ketika AS sedang berbicara dengan sekutu-sekutu dekatnya mengenai kemungkinan menjatuhkan sanksi kepada China jika Beijing memberikan dukungan militer kepada Rusia dalam perangnya di Ukraina, menurut empat pejabat AS dan sumber-sumber lainnya.
Baik Washington maupun Berlin mengatakan bahwa mereka tidak melihat bukti bahwa Beijing menyediakan senjata untuk Moskow, namun para pejabat AS mengatakan bahwa mereka memantau situasi ini dengan seksama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement