Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lintasi 'Rute Maut', Para Migran Tenggelam Bersama 'Impian Eropa' di Mediterania

Lintasi 'Rute Maut', Para Migran Tenggelam Bersama 'Impian Eropa' di Mediterania Kredit Foto: Reuters/Darrin Zammit Lupi

Rute berbahaya migran

Konflik, kemiskinan, perang, dan kekerasan merupakan alasan mengapa orang meninggalkan negara asalnya dan, dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang terpaksa untuk bermigrasi, ungkap Ayselin Yildiz, profesor Hubungan Internasional di Universitas Yasar.

Sebagian besar migran berasal dari negara-negara seperti Afghanistan, Pakistan, Somalia, dan Iran.

Baca Juga: Prancis Disebut Enggak Adil, Ada Kesenjangan Antara Pengungsi Ukraina dan Migran Lainnya

"Lebih dari 90 persen migran yang tiba di Italia dari Afghanistan menggunakan jalur Turkiye sebagai transit," kata Yildiz.

Menurutnya, penyelundup migran merupakan salah satu aktor kunci yang berpengaruh dalam menentukan jalur dan terkadang mengalihkan jalur.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyelundup migran telah mempromosikan Italia sebagai tujuan para migran karena sebagian besar dari mereka menghadapi penolakan keras dari otoritas Yunani.

"Salah satu alasannya mungkin karena itu. Karena semakin banyak penolakan oleh otoritas Yunani. Ini yang banyak kami kritik karena ini benar-benar melanggar hukum internasional dan hukum hak asasi manusia," ujar Yildiz.

Tapi rute menuju Italia via Laut Mediterania berbahaya, panjang, dan amat mahal. Italia bisa menjadi tempat transit orang-orang yang menggunakan jalur menuju Jerman atau negara-negara Eropa Utara atau tujuan akhir bagi mereka yang sudah berkeluarga.

Menasihati negara-negara Eropa tentang cara menangani masalah ini, profesor itu mengatakan, "Wacana Uni Eropa selalu tentang hak asasi manusia, tentang nilai-nilai fundamental. Namun, kami tidak dapat melihat cara reguler atau rute aman yang terbuka bagi para migran."

Dia menyarankan negara Eropa untuk mengambil tindakan pencegahan, bekerja pada akar penyebab, dan mengatasi konflik tersebut.

"Selama Anda tidak memiliki jalur dan cara untuk menawarkan migrasi reguler kepada orang-orang, maka penyelundup akan menemukan cara untuk mengisi celah ini karena orang-orang ini putus asa. Dan mereka siap mengambil semua risikonya," tukas dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: