Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Baswedan Dikepung Koalisi Pendukung Pemerintah, Pengamat Bilang Mirip 2019: Akan Ada Utak-atik Jadi...

Anies Baswedan Dikepung Koalisi Pendukung Pemerintah, Pengamat Bilang Mirip 2019: Akan Ada Utak-atik Jadi... Kredit Foto: Antara/Fakhri Hermansyah

Pasalnya hingga satu tahun jelang pencoblosan, belum ada polarisasi seperti politik identitas yang begitu tampak. Berbeda dengan Pilpres 2019, dua tahun sebelumnya sudah mencuat politik identitas, SARA, saling menjelekkan, hingga saling menghina.

Soal nasib PDIP, Sukri justru memprediksi moncong putih kemungkinan akan jadi penentu. Jika sudah resmi mengumumkan usungannya, parpol atau koalisi lain bisa saja merapat.

Baca Juga: Tak Mau Lagi Jadi ‘Buntut’ Megawati, Presiden Jokowi Disinyalir Tengah Bangun Koalisi Sendiri Jelang Pilpres 2024

"Sebagai partai yang bisa mengusung sendiri, mereka sebelumnya sudah kasih sinyal akan mengusung kadernya. Saya yakin PDIP tak akan melepas tiketnya ke nonkader," tambah Sukri.

Apalagi, salah satu kadernya, yakni Ganjar Pranowo, punya survei yang mumpuni. Jika legawa mengusung Ganjar, tentu dengan jaminan Megawati, trah Soekarno akan tetap mengontrol PDIP.

"Analisis kita di luar, Mega akan bergantung tawar menawar dan kesepakatan. Seperti saat mengusung Jokowi, meski bukan trahnya, kontrol tetap di bawah kendali Mega," kata Sukri.

Muncul Blok

Sementara itu, jika Pilpres 2024 hanya dua paslon, polarisasi politik 2014 dan 2019 kembali berulang. Akan ada blok status quo vs blok perubahan.

"Kalau tiga paslon, blok perubahan akan menyatu di kubu Anies. Tetapi paslon kedua blok status quo akan menggembosi dukungan dari paslon blok perubahan," kata Luhur A Prianto, analis politik Unismuh Makassar.

Indikasinya sudah terlihat. Betapa masifnya Prabowo menyisir pesantren dan kantong-kantong basis pemilih muslim.

Soal Puan, menjadi diskursus masa depan PDIP pasca Megawati. Kepentingan yang melampaui kontestasi Pilpres 2024. Ada kekhawatiran trah Megawati-Soekarno akan kehilangan PDIP, jika capres yang diusung bukan dari garis biologis Megawati.

Baca Juga: Sudah Terima ‘Pinangan’ dari PKS dan Demokrat, Ini Janji Anies Baswedan di Pilpres 2024

Apalagi, faksi politik di internal keluarga Soekarno juga tidak solid, ada yang terang-terangan mendukung Ganjar dan Jokowi.

"Soal Muhaimin, PKB membutuhkan untuk mengejar efek ekor jas dukungan pilpres. Apa pun hasilnya, bisa kembali bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah pasca Pilpres 2024," ujar Wakil Dekan FISIP Unismuh Makassar itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: