"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ekspor bahan baku akan terus dikurangi, dan industri hilir berbasis sumber daya alam di dalam negeri akan terus didorong. Pemerintah mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, baik pelaku usaha, industri jasa keuangan dan para investor untuk mengawal kebijakan hilirisasi ini. Selain itu, Pemerintah mendorong terus percepatan transisi energi nasional, termasuk di dalamnya pengembangan ekosistem electric vehicles (EV), di mana Pemerintah memberikan insentif supaya bisa lebih maju lagi," paparnya.
Lalu, Airlangga menilai, KTT G20 Tahun 2022 memberikan komitmen nyata di antaranya Pandemic Fund untuk mengatasi pandemi di masa depan sebesar US$1,5 miliar dengan Indonesia berkontribusi sebesar US$50 juta.
Baca Juga: Pemerintah Minta Kendaraan Listrik Hingga Ekonomi Biru Jadi Fokus Negara-negara ASEAN di 2023
Selain itu, kebijakan transisi energi berkelanjutan melalui BALI COMPACT, dan komitmen mendukung pemulihan bagi negara rentan melalui alokasi Special Drawing Right (SDR) oleh IMF.
Terdapat pula beberapa skema kerja sama ekonomi bilateral seperti Just Energy Transition Partnership (JETP) dengan investasi senilai US$20 miliar (Rp311 triliun) untuk membantu transisi energi di Indonesia, serta Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
"Kesemuanya ini untuk mendorong business opportunities dalam pengembangan green and blue economy," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement