Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panen Raya, Petani Beras Menjerit: Harganya Terjun Bebas!

Panen Raya, Petani Beras Menjerit: Harganya Terjun Bebas! Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Panen raya tak serta-merta membuat para petani bahagia. Alih-alih menyambut gembira, para petani justru menjerit tatkala harga gabah terus menerus turun. Sekretaris Umum DPP Serikat Petani Indonesia, Agus Ruli Ardiansyah, mengatakan bahwa penurunan tersebut terjadi setelah ada surat edaran dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Agus menyampaikan, harga pasaran jelang panen raya sebelumnya berkisar di angka Rp5.600. Namun kini, harga tersebut anjlok hingga lebih dari Rp1.000 ke kisaran Rp4.000. Kondisi tersebut misalnya terjadi di wilayah Banten dan Jawa Timur.

Baca Juga: Tak Berasa Oposisi, Fahri Hamzah Soroti Lemahnya Suara Dewan Saat Era Jokowi: Masa Saya Harus...

"Kami sangat menyesalkan adanya surat edaran dari Bapanas dengan adanya surat edaran itu justru makin membuat harga anjlok, terjun bebas," ungkap Agus disimak dalam YouTube tvOneNews pada Rabu, 8 Maret 2023.

Ia menambahkan, penetapan harga saat ini diakui merugikan bagi para petani. Terlebih lagi, harga pokok produksi terus mengalami kenaikan, mulai dari sewa lahan, bahan bakar, benih, hingga pupuk. Pihaknya pun meminta pemerintah melakukan penyesuaian harga kembali.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi Pangan, Pemerintah Siapkan Beras Gratis Tiga Bulan

"Jadi bukan sebatas surat edaran, menetapkan hasil kesepakatan harga atas, tapi lebih kepada yang bersifat strategis. Bapanas itu yang kita harapkan seperti itu. Dari mulai lahan sampai biaya produksi itu harus dihitung ulang dan harus menjadi sebuah kebijakan untuk harga pembelian pemerintah dan tentu harus dorong harga eceran tertinggi (HET)," katanya lagi. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa Bapanas dalam hal ini telah melakukan upaya untuk menyeimbangkan dari hulu di tingkat petani hingga ke tingkat konsumen. Penetapan harga pun diakui telah mempertimbangkan keseimbangan profit, baik itu untuk petani, penggiling, hingga ke konsumen. Pihaknya pun mengatakan bahwa akan ada forum kembali yang digelar dalam rangka pembahasan harga pembelian pemerintah (HPP).

"Tugas Bapanas ini harus menyeimbangkan profit atau keuntungan semua lini. Tetapi memang, apa pun yang diputuskan tidak bisa 100% memenuhi atau membuat happy semua orang. Mungkin happy buat penggiling kecil, tapi tidak happy buat petani. Atau semua happy di hulu, tengah, tapi di konsumennya harga daya beli masyarakat turun," tegasnya lagi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel: