Kinerja makroekonomi Indonesia yang terus pulih, menjadikan ekonomi Indonesia kondusif bagi investasi dan perdagangan untuk diminati investor global. Manifestasi pemulihan itu tercermin dalam rangkaian Indonesian Invesment Forum in Dubai (IIFD) 2023 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) bersama KJRI Dubai, Kedutaan RI di Abu Dhabi, Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)-Kementerian Investasi RI, dan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC)-Kemendag RI, di Dubai-Uni Emirat Arab (UAE) (8/3/2023).
IIFD menawarkan sejumlah kegiatan yang memasarkan potensi Indonesia, di antaranya presentasi beberapa investment project opportunities (IPRO), Indonesian Night in Dubai yang meliputi IN2MOTION FEST (modest fashion show), malam dan pameran UMKM Indonesia termasuk binaan BI. Mengambil tema “Unlocking Indonesia's Potential", IIFD bertujuan membuka kesempatan untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI) sekaligus memperluas pasar bagi produk berorientasi ekspor. Baca Juga: Jokowi Yakin IKN Bakal Banjir Investasi, Rocky Gerung: Siapa Investor yang Mau Tanam Modal di Situ?
Dalam sambutannya, Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan tiga alasan penting mengapa investor mancanegara harus berinvestasi di Indonesia dibandingkan di negara lain.
Pertama, Indonesia memiliki kinerja ekonomi terbaik pasca pandemi. Fundamental ekonomi Indonesia tergolong kuat dengan akselerasi digitalisasi yang optimal. Perekonomian Indonesia lebih stabil dalam moneter dan keuangan, hal ini baik untuk investasi.
"Kedua, kuatnya kebijakan ekonomi nasional. Indonesia sebagai leading economic reform memiliki kepemimpinan yang kuat pada kebijakan pemerintah, termasuk koordinasi yang baik antara fiskal dan moneter. Sehingga, APBN Indonesia relatif optimal untuk meredam shock yang mendera ekonomi. Hal ini akan mempermudah investasi dan perdagangan. Lebih lanjut, terdapat transformasi strukural sekor riil yang terus didorong pemerintah untuk pengembangan hilirisasi pertambangan dan agrikultur, ekonomi hijau dan inklusif," ujar Perry dalam keterangannya di Jakarta, kemarin.
Ketiga, lanjut Perry, BI mendukung investasi dengan kebijakan. Terdapat baruan kebijakan yang pro stabilitas dan pro pertumbuhan untuk mendukung iklim investasi yang baik. Contoh implementasi diantaranya insentif terkait kebijakan perbankan untuk pembiayaan sektor prioritas, pengembangan dan digitalisasi UMKM, dan selanjutnya pembayaran yang semakin mudah dengan integrasi, interopabilitas, interkoneksi. Ke depan transaksi pembayaran antarnegara akan semakin mudah baik melalui cross border payment, local currency transaction dan Rupiah Digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement