Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Produksi Minyak Sawit Global Akan Melambat Satu Dekade Disoroti, Gimana Nasibnya Tahun Ini?!

Isu Produksi Minyak Sawit Global Akan Melambat Satu Dekade Disoroti, Gimana Nasibnya Tahun Ini?! Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produksi minyak sawit global kemungkinan akan pulih pada paruh kedua tahun ini. Kendati demikian, Direktur Eksekutif Oil World ISTA Mielke GmbH mengatakan bahwa potensi ancaman El Nino yang diperkirakan terjadi pada Juli/Desember 2023 dan Januari/Desember 2024 akan berdampak pada pertumbuhan produksi minyak sawit dunia. 

“Kami telah melihat tingkat produksi yang buruk di seluruh dunia pada tahun 2020, 2021, dan 2022, meskipun ada beberapa pemulihan. Dengan laju seperti ini, menurut saya, produksi minyak sawit akan sangat melambat dalam 10 tahun ke depan menjadi hanya tumbuh rata-rata 1,9 juta ton per tahun atau bahkan kurang dari pertumbuhan rata-rata 2,9 juta ton dalam 10 tahun hingga 2020,” ungkap Mielke, dilansir dari Bernama

Baca Juga: Uni Eropa Tak Akan Bergembira, UU Deforestasi Gak Bakal Pengaruhi Demand Minyak Sawit Asia Tenggara!

Dijelaskan Mielke, melambatnya penanaman baru, adanya kendala manajemen, melonjaknya biaya input produksi, serta kriteria keberlanjutan yang ketat sehingga menghambat investasi diperkirakan akan mengancam potensi hasil minyak sawit. 

“Menurut kami di seluruh dunia (di daerah penghasil kelapa sawit), hanya akan ada 0,3 juta hektar pertumbuhan tahunan, dibandingkan pertumbuhan 800 ribu sampai 1 juta hektar per tahun dalam beberapa tahun terakhir,” kata Mielke.

Namun demikian, Mielke memproyeksikan, produksi minyak sawit global meningkat 2,1 juta ton menjadi 80,9 juta tahun ini, dengan produksi Malaysia sendiri naik 0,6% menjadi 19 juta dan produksi Indonesia meningkat 1,2 juta ton menjadi 46,7 juta ton.

Baca Juga: Lihat Kursi Jokowi Segera Diperebutkan, Isu Strategi Politik Identitas Akhirnya Dijawab Anies Baswedan: Ada Empat Hal...

Lebih lanjut dikatakan Mielke, meskipun ekspor minyak sawit kuat, kemungkinan akan melambat pada bulan April/September. Hal ini dipengaruhi penawaran-permintaan pasar global, serta juga dapat diperburuk jika pemerintah Indonesia memberlakukan pembatasan ekspor dikarenakan adanya ketakutan akan stok dan harga yang rendah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: