Gelora IoT Dobrak Ekonomi Indonesia, Potensinya Bisa Mencapai Rp572 Triliun!
"Karena itu, sumbangan 400 juta perangkat dari Indonesia sebenarnya relatif masih sangat rendah," ujarnya
Adapun, Forum Indo Telko, Doni Ismanto mengatakan kebutuhan IoT di Indonesia sekarang telah lintas sektor industri. Antara lain di sektor manufaktur, logistik, kota pintar (smart city), maupun rumah pintar (smart home).
“Sektor-sektor ini belum mengadopsi secara masif. Tingkat adopsi yang belum masif tersebut disebabkan berbagai industri masih mencari bentuk yang tepat untuk diimplementasikan. Tapi ini artinya potensi pasar masih besar untuk segmen-segmen tersebut,” ungkapnya
Menurutnya, potensi besar akan terjadi ketika efisiensi dan efektivitas ditemukan sekaligus dari IoT. Apalagi, salah satu teknologi key pada era Revolusi industri 4.0 memang IoT, sehingga olah rupa dari layanan ini harus terus ditajamkan.
Dia menekankan jangan sampai ada jeda dari sisi pengantaran ke pasar ataupun contoh sukses penerapan (use case) ke masyarakat. Sebab, sebagaimana diperlihatkan pada layanan teknologi lainnya, momentum harus disambut pelaku industri dengan baik.
“Bisa jadi pasarnya merasa belum butuh, jadi dibutuhkan kreativitas dalam market creation agar target pasar merasa ada kebutuhan. Dalam industri digital, kebutuhan itu kan gak harus tunggu pasar, bisa dikreasi misal didorong oleh regulasi,” ungkapnya
Dia juga mendorong layanan seperti Antares dari PT Telkom harus jeli dan gesit memanfaatkan peluang, terutama di sektor pemerintahan. Sebab, proses pengadaan barang dan jasa di sektor tersebut sudah pasti bujet dan sudah pasti waktunya dilakukan tiap tahun. Antares yang berada di bawah payung Leap-Telkom Digital, antara lain menyediakan solusi dan konektivitas IoT berbasis Long Range Wide Area Network (LoRaWAN).
Sejauh ini dari segi konektivitas, LoRaWAN Antares telah berada di lebih dari 700 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya pada implementasi sistem Smart Water Meter yang membuat perusahaan pengelola air minum/PDAM pengguna Antares dimudahkan memantau kualitas air dengan media portal sistem informasi yang terpusat, sehingga standar K3 air lebih terjaga.
Smart Meter juga memungkinkan PDAM sebagai BUMD mengelola urusan penagihan lebih terukur karena adanya koneksi antar perangkat berbasis komputasi yang saling "berbicara". Karenanya, terjadi peningkatan pelayanan ke masyarakat.
Baca Juga: Rahasia Membuat Ahok Dikalahkan, Anies Baswedan: Calonnya Muslim dan Kristen, Maka Isu Agama...
“Kebutuhan digitalisasi itu makin besar di pemerintahan, maupun masyarakat umum. Maka, edukasi dan pemasaran ke publik juga harus gencar dan menemukan selahnya. Bagaimanapun, kunci dari teknologi baru diterima pasar itu di edukasi dan pemasaran,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement