Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biar Inflasi Nggak Jebol Saat Ramadan, BI dan Pemprov Jatim Perkuat Ketahanan Pangan

Biar Inflasi Nggak Jebol Saat Ramadan, BI dan Pemprov Jatim Perkuat Ketahanan Pangan Kredit Foto: Antara/Anis Efizudin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang bulan Ramadan, Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) meluncurkan tiga program unggulan guna memperkuat upaya pengendalian inflasi dan ketahanan pangan nasional.

Program tersebut dicanangkan melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa Timur (17/3/2023) yang mengangkat tema Sinergi & Inovasi untuk Ketahanan Pangan Nasional melalui Teknologi Pertanian dan Digitalisasi, sebagai rangkaian pembuka jelang GNPIP Regional Jawa pada akhir Maret 2023.

Inovasi pada tiga program unggulan GNPIP Jatim mengusung semangat kejayaan peradaban Majapahit yang diwujudkan melalui program Digitalisasi dan Inovasi Budidaya Pertanian (Digdaya), Amankan Distribusi Pangan Strategis (Amukti), dan Pembiayaan Inklusif Pelaku Usaha Pangan (Palapa). Baca Juga: Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi, BI Perkuat 8 Bauran Kebijakan

Ketiga program GNPIP Jatim akan diimplementasikan dalam sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) – Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) – Tim Percepatan Pengembangan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dan kolaborasi BUMN Pangan-BUMD-BUMDes, untuk membentuk ekosistem yang mendukung efisiensi tata niaga pangan strategis melalui digitalisasi rantai pasok pangan.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung menekankan sejumlah tantangan dalam pengendalian inflasi 2023, khususnya yang berkaitan dengan perlunya peningkatan produktivitas, peningkatan efisiensi jalur distribusi pangan, serta pentingnya mewaspadai risiko cuaca buruk yang disebabkan oleh El Nino yang dapat berdampak pada musim kemarau berkepanjangan.

"Beberapa program telah dilakukan bersama, yaitu: 2.638 titik operasi pasar murah, 65 Kerjasama Antar Daerah, 75 Program Subsidi Ongkos Angkut, 2,39 juta polybag bibit cabai, serta pemberian alsintan dan saprotan di 45 KPwDN Bank Indonesia," ujarnya.

Di akhir sambutannya, Juda kembali menekankan pentingnya 7 program unggulan GNPIP sebagai acuan ke depan. Selain 3 program unggulan GNPIP Jatim, besarnya peranan Jawa Timur dalam pengembangan pesantren dapat mendukung optimalisasi ketahanan pangan strategis salah satunya melalui INFRATANI atau Integrated Farming with Technology and Information. Program ini mengembangkan infrastruktur budi daya hortikultura berbasis teknologi, yang saat ini tersebar di 90 pondok pesantren di berbagai daerah.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menekankan eskalasi risiko global telah menciptakan ancaman krisis pangan dan energi, terutama di negara berpendapatan rendah yang memiliki ketergantungan terhadap impor serta menghadapi kerentanan fiskal. Untuk itu, peran koperasi sebagai agregator, offtaker, sekaligus sumber pembiayaan bagi para petani perlu diperkuat. Baca Juga: Kemenkop UKM Terus Dorong Usaha Mikro Masuk Ekosistem Digital Melalui e-Commerce

Ketahanan pangan berbasis pemberdayaan Koperasi dan UMKM dapat disinergikan melalui: (i) akselerasi implementasi perluasan akses pembiayaan melalui KUR Klaster dalam kerangka mendukung ketahanan lumbung pangan daerah, (ii) akselerasi perluasan kerja sama lintas sektor dan Pemerintah daerah untuk penguatan dan pengembangan kemitraan rantai pasok Koperasi dan UMKM di sektor pertanian hulu-hilir, (iii) akselerasi sinergi untuk afirmasi digitalisasi KUMKM di sektor pertanian, dan (iv) memperkuat ketersediaan basis data UMKM di sektor pangan untuk perumusan kebijakan dan program ketahanan pangan berbasis KUMKM.

"Mari perkuat sinergi dan kolaborasi dalam implementasi kebijakan dan program pemberdayaan KUMKM di sektor pangan untuk mendukung pengendalian inflasi pangan daerah dan nasional," kata Teten.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa GNPIP yang sudah berjalan sejak tahun 2022 memberikan tiga pelajaran utama yang patut menjadi perhatian, yakni (i) perlunya inovasi budidaya dan digitalisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas pangan, (ii) distribusi pangan yang efisien dan akses pembiayaan pelaku usaha pangan serta (iii) pemanfaatan digitalisasi melihat kesiapan adopsi teknologi di Jawa.

Adapun berdasarkan data komoditas penyumbang utama inflasi, baik sepanjang tahun maupun HBKN, terdapat 6 komoditas pangan utama yang secara persisten menyumbang inflasi Jawa Timur, yaitu ayam ras, telur ayam ras, cabai, bawang merah, daging sapi, dan minyak goreng.

Dengan kondisi tersebut, Khofifah mengajak untuk memperkuat langkah strategis menjaga pasokan komoditas, baik secara struktural maupun teknis, agar ketersediaan pasokan dapat terjaga dan inflasi terkendali sepanjang tahun. Baca Juga: Pemerintah Ingatkan Ancaman El Nino, Produksi Pangan Bakal Terganggu

Lebih lanjut program unggulan GNPIP yang dimplementasikan di Jawa Timur diantaranya mencakup program digital farming pada 15 klaster padi, aneka cabai dan aneka bawang seluas 500 hektar, program 100 Green House budidaya aneka cabai dan bawang, penggunaan pupuk organik dan agen hayati, bantuan alsintan dan saprotan untuk mendukung program mekanisasi pertanian pada 100 Poktan serta kemandirian pangan dan replikasi Infratani pada pesantren anggota Hebitren Jatim.

Disamping itu, GNPIP Jatim juga mendorong kelancaran distribusi melalui program Sembako Murah Bersama QRIS serta digitalisasi Rantai Pasok Pangan dan Fasilitasi Distribusi dalam rangka Operasi Pasar komoditas pangan strategis. Perluasan KAD juga dilakukan melalui kesepakatan 2 (dua) Kerjasama Perdagangan Intra Jatim dan 8 (delapan) Kerjasama Antar Provinsi  untuk komoditas beras, jagung, telur ayam, daging ayam ras.

Dari sisi pembiayaan, GNPIP Jatim akan menggulirkan program pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Subsidi Bunga Pinjaman melalui Program Kredit Sejahtera (Prokesra) dan Program Kredit Pertanian Jatim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: