Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Ngakak! Ukraina Ternyata Andalkan Senjata Buatan 1880-an buat Serang Balik Rusia

Bikin Ngakak! Ukraina Ternyata Andalkan Senjata Buatan 1880-an buat Serang Balik Rusia Kredit Foto: Reuters/Clodagh Kilcoyne
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Pasukan Ukraina yang mempertahankan kota Artyomovsk di Donbass, yang juga dikenal sebagai Bakhmut, mengandalkan senapan Maxim dari era Victoria, demikian dilaporkan Telegraph pada Jumat (17/3/2023).

Meskipun menerima bantuan dari Amerika Serikat dan NATO senilai puluhan miliar dolar, Kiev dilaporkan masih mengalami kekurangan senjata dan amunisi.

Baca Juga: Kalau Xi Jinping ke Rusia, PM Jepang Bikin Kunjungan Mendadak ke Ukraina

"Saya telah melihat senapan mesin Maxim dalam posisi diam berkali-kali," kata seorang tentara Ukraina kepada surat kabar Inggris tersebut.

"Terlepas dari usianya, itu adalah senjata yang cukup tangguh. Yang terpenting adalah jangan lupa menambahkan air," tambahnya.

Diciptakan oleh Hiram Stevens Maxim pada tahun 1884, senapan Maxim adalah senapan mesin otomatis pertama di dunia. Menembakkan 600 peluru per menit, senapan ini mengandalkan selongsong air yang tebal di sekitar larasnya untuk mencegah panas berlebih.

Duduk di atas roda besi dan beratnya sekitar 30 kilogram sebelum menambahkan sabuk air atau amunisi, senjata ini membutuhkan empat orang untuk mengoperasikannya.

6415bc1120302779d6001891.jpg

Maxim digunakan oleh pasukan kolonial Inggris di Afrika dan pasukan Kekaisaran Rusia dalam Perang Rusia-Jepang pada 1904-1905. Senapan ini sudah dianggap usang pada Perang Dunia Pertama, dengan pasukan Inggris menggunakan senapan mesin Vickers yang lebih ringan sebagai penggantinya.

Berada di gudang senjata Ukraina sejak negara ini masih menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia, Maxim telah digunakan di garis depan di Donbass sejak tahun lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: