Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aksi Teror Bom di St. Petersburg Ternyata Berkaitan Erat dengan Alexei Navaly

Aksi Teror Bom di St. Petersburg Ternyata Berkaitan Erat dengan Alexei Navaly Kredit Foto: EPA/Yuri Kochetkov
Warta Ekonomi, Moskow -

Komite Anti-terorisme Nasional Rusia (NAC) mengatakan bahwa badan intelijen Ukraina telah mengorganisir pengeboman tersebut dengan bantuan para pendukung pengkritik Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny.

Darya Trepova, perempuan Rusia yang ditangkap aparat pada Senin (3/4/2023), dilaporkan pernah mendaftarkan diri untuk mengambil bagian alam skema taktis anti-Kremlin yang dipromosikan oleh gerakan Navalny.

Baca Juga: Cewek Ini Langsung Diciduk Aparat Rusia Usai Bom Meledak di St. Petersburg

Para sekutu Navalny, yang telah melarikan diri ke luar negeri sejak gerakan mereka dicap ekstremis oleh Kremlin, menolak tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa kemungkinan besar badan intelijen Rusia berada di balik pembunuhan itu.

Dalam video kementerian dalam negeri, Trepova mengaku memberi Tatarsky patung yang berisi bahan peledak yang menewaskannya, tetapi ia menolak untuk mengatakan siapa yang memberinya patung itu.

"Bisakah saya ceritakan nanti?" katanya, dikutip Reuters.

Juru bicara kementerian dalam negeri Irina Volk mengatakan bahwa Trepova ditangkap di sebuah flat sewaan di Sankt Peterburg sebagai bagian dari operasi yang dilakukan oleh polisi dan dinas keamanan FSB.

Suami Trepova mengatakan kepada media Rusia bahwa seorang temannya yang menyewa apartemen yang sama juga ditahan.

Kremlin menyebut pembunuhan Tatarsky sebagai "aksi teroris", mengutip pernyataan dari NAC sebagai bukti bahwa Ukraina mungkin berada di balik pembunuhan tersebut.

"Fase aktif dari investigasi saat ini sedang berlangsung," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan.

"Kami melihat langkah-langkah yang cukup gencar untuk menahan para tersangka. Mari bersabar dan tunggu pengumuman selanjutnya dari layanan khusus kami, yang sedang menangani hal ini," tambah Peskov.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat presiden Ukraina, pada Minggu (2/4/2023) menuduh malam bahwa pembunuhan itu merupakan bagian dari "pertarungan politik internal" di Rusia yang ia ibaratkan sebagai laba-laba yang saling memakan satu sama lain di dalam toples.

Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataan itu.

Laporan media Rusia yang belum dikonfirmasi mengatakan bahwa Trepova telah membeli tiket pesawat untuk melarikan diri ke Uzbekistan. Reuters tidak dapat segera memverifikasi detail itu.

Trepova masuk dalam daftar buronan kementerian dalam negeri pada hari Senin. Catatan pengadilan menunjukkan bahwa ia ditahan pada 24 Februari tahun lalu, pada hari ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, karena ikut serta dalam protes anti-perang yang dianggap ilegal oleh pihak berwenang.

FSB mengatakan bulan lalu bahwa mereka telah menggagalkan serangan bom mobil yang didukung Ukraina terhadap seorang pengusaha nasionalis terkemuka yang telah menjadi pemandu sorak perang Moskow di Ukraina.

Margarita Simonyan, pemimpin redaksi media pemerintah RT, menyambut baik penangkapan Trepova pada Senin, dan mengatakan bahwa penahanannya telah menghindari apa yang ia sebut sebagai "aib nasional".

Simonyan, seperti komentator hawkish lainnya, menegaskan di Telegram bahwa ia ingin Rusia membalas dengan keras siapa pun yang telah membunuh Tatarsky.

"Baiklah. Apakah kita akan melupakan dan memaafkan ini?" tanyanya dengan sinis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: