Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyasar Kawasan Eurasia, Kelapa Sawit Jadi Salah Satu Komoditas Andalan Indonesia

Menyasar Kawasan Eurasia, Kelapa Sawit Jadi Salah Satu Komoditas Andalan Indonesia Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di kebun milik salah satu perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021). Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Selatan naik dari Rp2.500 per kilogram menjadi Rp2.790 per kilogram karena tingginya permintaan pasar serta dipengaruhi adanya pabrik biodesel yang tengah didorong pemerintah untuk hilirisasi dan industrialisasi kelapa sawit. | Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia terus berupaya mendorong peningkatan ekspor ke pasar nontradisional, salah satunya dengan membuka akses pasar melalui perjanjian dagang. Kali ini, Indonesia menyasar kawasan Eurasia melalui perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU–FTA).

Indonesia dan Eurasia telah menyelesaikan Putaran Pertama Perundingan IEAEU–FTA yang berlangsung pada 3–5 April 2023 di Jakarta. Dalam perundingan tersebut, Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Johni Martha selaku Ketua Negosiator Indonesia, sedangkan Delegasi EAEU dipimpin Head of Division for Special Issues in Trade Regulation, Trade Policy Department Anton Tsetsinovskiy sebagai Ketua Negosiator EAEU.

Baca Juga: Tidak Maksimalnya Daerah Sawit Menekan Angka Stunting, Menko Muhadjir: Mari Gotong Royong!

“EAEU merupakan mitra dagang nontradisional Indonesia yang memiliki potensi besar. Dengan total populasi sebesar 183 juta jiwa dan nilai produk domestik bruto mencapai USD2,04 triliun, EAEU dapat menjadi hub produk-produk Indonesia di kawasan Asia Tengah dan Eropa Timur. Oleh sebab itu, perundingan IEAEU–FTA berperan penting sebagai pembuka jalan dan peluang bagi perdagangan yang lebih luas antara pelaku bisnis Indonesia dan EAEU,” ungkap Johni, dilansir dari laman resmi Kementerian Perdagangan RI. 

Perundingan IEAEU-FTA diluncurkan secara resmi oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan Eurasian Economic Commission Andrey Slepnev pada 5 Desember 2022. Peluncuran ditandai dengan penandatanganan Joint Ministerial Statement on the Launch of the Negotiation on Free Trade Agreement between the Eurasian Economic Union and the Republic of Indonesia secara daring.

Perundingan IEAEU–FTA mencakup 11 Kelompok Kerja (Working Group), yaitu perdagangan barang; perdagangan digital; ketentuan legal dan isu institusional; pengamanan perdagangan; ketentuan asal barang; prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan; hambatan teknis perdagangan; kerja sama; pengamanan perdagangan; sanitasi dan fitosanitasi; serta hak kekayaan intelektual. Pada perundingan putaran pertama ini, negosiator kedua negara fokus bertukar pandangan terkait kebijakan nasional dan memahami posisi masing-masing negara atas isu runding secara umum.

Perlu diketahui, pada 2022, total perdagangan Indonesia dan EAEU mencapai USD4,35 miliar atau tumbuh 30,66% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar USD3,33 miliar. Ekspor Indonesia tercatat sebesar USD1,50 miliar. Sementara itu, impor Indonesia dari EAEU tercatat sebesar USD2,86 miliar.

Baca Juga: Tumpang Tindih Sertifikasi Lahan Sawit, Siapa yang Kuat?

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke EAEU pada 2022 adalah minyak sawit, kopra, perangkat televisi, bagian mesin, karet alam, dan kopi. Sedangkan, komoditas impor utama Indonesia dari EAEU yaitu pupuk, produk setengah jadi besi baja bukan paduan, batu bara, dan paduan fero.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: