Amerika Bilang Tahan, Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa Masih Terluka Setelah Israel Lakukan...
Tepat sebelum serangan al-Aqsa yang kedua, dua roket ditembakkan dari Gaza. Militer Israel mengatakan satu roket gagal dan yang lainnya jatuh di tempat terbuka.
"Kami tidak tertarik dengan eskalasi, tetapi kami siap untuk skenario apapun," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari itu.
Baca Juga: Begini Respons Pemimpin Dunia Soal Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa
Kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem adalah tempat tersuci ketiga bagi umat Islam, di mana puluhan ribu orang beribadah selama bulan Ramadan. Tempat ini juga merupakan situs paling suci bagi umat Yahudi, yang dihormati sebagai Temple Mount, sisa-sisa dari dua kuil Yahudi dalam Alkitab.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyalahkan situasi ini kepada "para ekstremis" yang membarikade diri mereka sendiri di dalam masjid dengan senjata, batu, dan kembang api.
"Israel berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan beribadah, akses bebas untuk semua agama dan status quo di Temple Mount dan tidak akan membiarkan para ekstremis kekerasan mengubahnya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Di bawah pengaturan "status quo" yang sudah berlangsung lama yang mengatur kompleks tersebut, non-Muslim dapat berkunjung tetapi hanya Muslim yang boleh beribadah. Beberapa pengunjung Yahudi semakin sering beribadah di sana meskipun ada peraturan tersebut.
Wakaf menggambarkan tindakan polisi tersebut sebagai "serangan yang mencolok terhadap identitas dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah bagi umat Islam saja".
Liga Arab mengadakan pertemuan darurat setelahnya dan mengutuk penggerebekan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu membahayakan stabilitas regional.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Cina meminta dewan keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara untuk membahas situasi ini secara tertutup pada hari Kamis, kata para diplomat.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan: "Agresi Israel terhadap kompleks masjid suci Al Aqsa merupakan serangan yang mengerikan terhadap hak-hak dasar warga Palestina untuk beribadah secara bebas di tempat suci mereka." Di Gaza, ribuan orang berunjuk rasa sebagai bentuk protes.
Dengan Israel yang masih terguncang akibat protes selama berminggu-minggu atas rencana Netanyahu untuk membatasi kekuasaan mahkamah agung, insiden ini menambah panas suasana politik yang sudah memanas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement