Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sawit: Komoditas Minyak Nabati Hemat Deforestasi, Polusi, dan Emisi

Sawit: Komoditas Minyak Nabati Hemat Deforestasi, Polusi, dan Emisi Foto udara perkebunan kelapa sawit di Mesuji Raya, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (9/5/2022). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap larangan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan produk-produk turunannya tidak berlangsung lama, karena akan mempengaruhi keseluruhan ekosistem industri sawit nasional. | Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di antara top-4 minyak nabati utama dunia, produktivitas minyak sawit merupakan yang tertinggi yakni mencapai 4,3 ton per hektare.

Sementara produktivitas minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari, dan minyak kedelai jauh di bawah minyak sawit dengan tingkat produktivitas berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektare; 0,52 ton per hektare; dan 0,45 ton per hektare.

Baca Juga: Periode Maret 2023: Impor Minyak Sawit India Melonjak dengan Diskon

Implikasinya adalah penggunaan lahan untuk menghasilkan satu ton minyak sawit relatif lebih sedikit dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya. Data juga menunjukkan ekspansi lahan perkebunan sawit paling rendah dibandingkan ketiga minyak nabati lainnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa deforestasi yang disebabkan akibat ekspansi lahan perkebunan sawit juga paling rendah dibandingkan deforestasi yang dihasilkan akibat ekspansi lahan perkebunan kedelai, rapeseed, dan bunga matahari," catat PASPI. 

Perbedaan tingkat produktivitas dan teknologi produksi untuk menghasilkan tiga minyak nabati utama dunia, yakni minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak rapeseed, juga berimplikasi pada perbedaan jumlah residu pupuk dan pestisida yang dihasilkan oleh ketiga minyak nabati tersebut. Residu tersebut dapat mencemari atau menjadi polutan bagi tanah dan air.

Studi PASPI menemukan, dengan indikator konsentrasi residu pupuk dan pestisida untuk setiap ton minyak yang dihasilkan, menunjukkan  minyak sawit adalah minyak nabati paling rendah dalam menghasilkan residu dari penggunaan pupuk dan pestisida dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai.

Hal ini juga berarti bahwa polusi air/tanah yang dihasilkan dalam produksi minyak sawit lebih rendah dibandingkan minyak rapeseed dan minyak kedelai.

Baca Juga: Mengenal Perkembangan Industri Minyak Sawit Indonesia

Dengan penggunaan lahan yang lebih rendah/efisien dan polusi air/tanah yang dihasilkan lebih sedikit menunjukkan emisi yang dihasilkan pada proses produksi minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya.

Studi terbaru di tingkat global yang dilakukan oleh Beyer pada tahun 2020 dan 2021 yang dirangkum PASPI juga mengamini temuan tersebut. Studi tersebut mengungkapkan kebun sawit dunia adalah penghasil minyak nabati paling rendah emisinya dibandingkan sumber minyak nabati lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: