Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Perkembangan Industri Minyak Sawit Indonesia

Mengenal Perkembangan Industri Minyak Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2016), luas perkebunan kelapa sawit Indonesia meningkat dari sekitar 300 ribu hektare pada tahun 1980 menjadi sekitar 11 juta hektare pada tahun 2015. Adapun, produksi CPO meningkat dari sekitar 700 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 31 juta ton pada tahun 2015. 

Pertumbuhan produksi CPO Indonesia yang begitu cepat mengubah posisi Indonesia pada pasar minyak sawit dunia. Pada tahun 2006, Indonesia berhasil menggeser Malaysia menjadi produsen CPO terbesar dunia dan pada tahun 2015 pangsa Indonesia mencapai 53% dari produksi CPO dunia, sedangkan Malaysia berada di posisi kedua dengan pangsa 33%.

Baca Juga: NTP Provinsi di Pulau Sumatra Periode Maret 2023 Naik, karena Sawit?

"Produksi minyak sawit Indonesia sebagian besar ditujukan untuk ekspor, hanya sekitar 20-25 persen yang digunakan untuk konsumsi domestik. Konsumsi domestik tersebut, mencakup untuk industri oleofood, oleokimia, deterjen/sabun, dan biodiesel," catat PASPI. 

Studi PASPI mencatat, sejak tahun 2011, Indonesia telah mendorong hilirisasi minyak sawit di dalam negeri melalui tiga jalur hilirisasi, yakni jalur hilirisasi industri oleofood, jalur hilirisasi industri oleokimia, dan jalur hilirisasi biofuel. Tujuannya, selain meningkatkan nilai tambah, juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar CPO dunia.

Khusus jalur hilirisasi biofuel, catat PASPI, dikaitkan dengan kebijakan mandatori biodiesel dari B-5 (2010), B-10 (2012), B-15 (2014), B-20 (2016), hingga B-35 (2023). Jalur ini bertujuan selain untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor BBM fosil juga mengurangi emisi dari BBM fosil. 

Baca Juga: Sempat Terkoreksi, Harga Sawit di Pekan Pertama April 2023 Kembali Positif

"Kebijakan hilirisasi minyak sawit di dalam negeri telah berhasil memperbaiki komposisi ekspor minyak sawit Indonesia dari dominasi minyak sawit mentah menjadi dominasi minyak sawit olahan. Jika tahun 2008 ekspor minyak sawit Indonesia sekitar 53% masih berupa minyak sawit mentah tahun 2015 berubah menjadi 70% sudah dalam bentuk minyak sawit olahan," catat PASPI. 

Kontribusi ekspor CPO dan produk turunannya sangat penting dan menentukan neraca perdagangan sektor nonmigas khususnya maupun perekonomian secara keseluruhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: