Sindir Keras Pihak yang Mengelukan Nama Anas Urbaningrum, Naniek S. Dayak: Dia Itu Napi Koruptor!
Bebasnya Anas Urbaningrum dari penjara membawa kelegaan bagi sebagian pihak namun juga menjadi "ujian" bagi beberapa pihak lainnya. Wartawan senior, Naniek S. Deyang, berkomentar bahwa dirinya merasa kasihan pada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini tidak hanya menghadapi Moeldoko tetapi juga Anas.
"Saya bukan pendukung Demokrat bahkan, saya sering di-bully orang Demokrat, tapi kok saya lihat Demokrat dikeroyok kanan-kiri jadi kasihan pada Pak SBY dan anak-anaknya. Pak SBY harus menghadapi Moeldoko cs dan juga harus ngadepin Anas Urbaningrum yang mau keluar penjara dan kini dielu-elukan kayak pahlawan," kata Naniek dalam catatan Facebook-nya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Peluang Anas Urbaningrum dan Moeldoko Berduet Untuk Jegal Demokrat di Pemilu 2024
Ia juga heran, kenapa Anas begitu dielu-elukan padahal publik tahu bahwa Anas adalah mantan napi koruptor.
"Saya heran kok bisa Anas yang mantan koruptor itu wajahnya ada di baliho gede di Jalan Alternatif Cibubur (menuju Cikeas rumah Pak SBY), seperti kesatria yang akan jadi penyelamat rakyat dan bangsa Indonesia. Kok kayak orang yang hebat banget seolah semua orang menunggu gebrakannya saat keluar dari penjara," tambahnya.
Ia turut mengomentari seolah-olah Anas akan dijadikan alat pembuka borok-borok keluarga SBY usai keluar dari tempat pesakitan di Lapas Sukamiskin, Bandung.
Baca Juga: Enggak Mawas Diri, Kelakuan Anas Urbaningrum Disoroti Eks Elite KPK: Kita Tahu Ujungnya Kemana...
"Di media dan medsos dibuat narasi bahwa Anas akan membuka borok-borok keluarga SBY dan kemungkinan akan bergabung dengan Moeldoko cs," jelasnya.
Naniek mengingatkan bahwa Anas itu bukan dipenjara karena membela rakyat, tapi karena terbukti melakukan korupsi.
Baca Juga: Bebas Langsung Misuh-misuh, Anas Urbaningrum Macam Cari Musuh: Coba Hadapilah Penyidik KPK
"Rakyat harus melek tokoh dan jangan amnesia apalagi ephoria terhadap berita-berita settingan. Demikian juga Pak Moeldoko, kan mantan Panglima, tentara bintang empat, kenapa lebih suka mau ambil Demokrat, kenapa nggak bikin partai sendiri, kayak Pak Prabowo yang cuman bintang tiga saja partainya sudah masuk tiga besar," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement