Mendadak Video Terkini Pilot Susi Air yang Disandera KKB Tersebar, Minta Pihak TNI Tidak 'Lepas Bom': Bahaya untuk Saya...
Pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua tiba-tiba muncul dalam sebuah video yang diterima ABC Indonesia, hari ini (26/4/2023). Ia mengatakan saat ini dalam keadaan sehat.
"Hari ini, hari Senin tanggal 24 bulan April tahun 2023," ujarnya dalam bahasa Indonesia di video tersebut, yang kemudian diikuti oleh penjelasannya dalam bahasa Inggris.
"Sekarang hampir tiga bulan dari waktu OPM tangkap saya di Paro, saya masih hidup, saya masih sehat, saya makan yang baik, minum yang baik. Saya tinggal bersama orang di sini."
"Kami duduk bersama, jalan bersama, istirahat bersama, tidak ada masalah dengan saya."
"Indonesia lepas bom di daerah sini, jadi tidak usah, kalau lepas bom itu bahaya untuk saya dan orang-orang di sini," tambah Philip.
'Ada serangan udara'
Frits Ramandey, kepala perwakilan Komnas HAM Republik Indonesia untuk wilayah Papua, mengatakan "khawatir" dengan kesaksian yang diberikan Philip dalam video tersebut.
"Ia menyebut bom, saya pikir itu ada serangan udara ya," ujar Frits kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Serangan udara ini kemungkinan dilakukan untuk membersihkan lokasi, sehingga menjauhkan kelompok bersenjata TPNPB dan bisa memobilisasi tentara TNI, jelasnya.
"Saya punya keyakinan dia orang asing, ia mengerti mana yang bom, tembakan pembersihan, mana yang menggunakan granat."
Menurutnya ketika dilakukan pembersihan versi Prosedur Tetap TNI, tidak tahu siapa yang bisa terdampak dengan serangan udara tersebut.
Hal ini senada dengan yang dikatakan Philip dengan mengatakan "lepas bom itu bahaya" bagi dirinya dan orang-orang sekitar.
Informasi yang diterima ABC Indonesia, Mabes TNI hingga artikel ini diturunkan masih mempelajari terlebih dahulu video yang terbaru ini dan belum berkomentar.
Desakan untuk perundingan
Menurut Frits, pemerintah Indonesia sebenarnya serius untuk menangani masalah ini, tapi pendekatannya masih operasi militer. Padahal ia mengatakan situasi saat ini harusnya ditangkap sebagai sebuah upaya diplomasi.
Melihat pengalaman pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang memilih melakukan perundingan di Helsinki, Frits menilai sebenarnya hanya soal memilih tempat yang sesuai untuk melakukannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement