Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia BRIN, Ratih Retno Wulandari buka suara terkait dengan nasib Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin (APH).
Dirinya mengatakan peneliti tersebut telah terbukti melanggar kode etik dengan mengancam akan membunuh warga dari Muhammadiyah.
Baca Juga: Efek Kisruh Muhammadiyah Diancam Pembunuhan, APH Dicurigai Enggak Sendirian: Dia Kena Cuci Otak
Selain itu, selama hal tersebut ditelusuri, APH disebut berkali-kali mengatakan dirinya menyesali perbuatan tersebut.
"Selama proses sidang, yang bersangkutan menyatakan berkali-kali menyesali perbuatannya, dan berjanji untuk lebih menahan diri dan mengembangkan toleransi dalam berkomentar di media sosial," ujarnya lewat keterangannya di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Proses klarifikasi dan sidang berlangsung selama kurang lebih enam jam dengan 38 pertanyaan yang dicecarkan kepada APH. Rangkaian proses klarifikasi data dan informasi, sampai dengan sidang Majelis Kode Etika dilakukan mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 15.15 WIB.
"Hasil sidang menyatakan bahwa APH melanggar kode etik ASN, dan selanjutnya akan dilakukan sidang penentuan hukuman disiplin," ujar Ratih.
Baca Juga: Lewat Matahari Terbenam, Anies Baswedan Sinyalkan Rezim Jokowi Kian Suram: Krisis Utang Gede
Dia menjelaskan, Majelis Kode Etika dan Kode Perilaku ASN di lingkungan BRIN telah melakukan klarifikasi dan pembinaan terhadap APH. Ratih menyebutkan, majelis terdiri dari unsur kepegawaian, pengawasan, atasan langsung dan unsur lainnya yang diperlukan.
"Majelis Kode Etika merekomendasikan pemanggilan sidang hukuman disiplin PNS berdasarkan bukti-bukti dan hasil klarifikasi yang sudah dilakukan," kata Ratih.
Menurut Ratih, sebagaimana yang tertera pada Peraturan BKN Nomor 6 Tahun 2022 tentang petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2021, Sidang Hukuman Disiplin baru dapat dilaksanakan minimal tujuh hari setelah keputusan PPK terkait hasil Sidang Majelis Kode Etika dan Kode Perilaku ASN. "Paling cepat Sidang Hukuman Disiplin APH dilakukan pada Selasa, 9 Mei 2023," ucap Ratih.
Baca Juga: Fadel Muhammad: Saya Batalkan Puasa Seperti Muhammadiyah, Salat Ied Ikuti Pemerintah
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyatakan, lembaganya berkomitmen menegakkan kode etik dan kode perilaku ASN sesuai ketentuan yang berlaku.
Dia menyampaikan, setiap ASN dituntut untuk bertingkah laku sesuai kode etik dan kode perilaku ASN, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Handoko berharap kejadian kali ini menjadi pembelajaran bagi setiap ASN agar hal serupa tidak terulang kembali di masa depan oleh siapapun dan kepada siapa pun.
Dia menambahkan, meski yang bersangkutan sudah menyesali perbuatannya, kami tetap memproses sesuai aturan yang berlaku.
"Setiap periset diberi kebebasan berpendapat secara akademis, namun ada kode etik yang tetap harus dipatuhi," kata Handoko. AP Hasanuddin disidang karena menulis status di Facebook yang ingin membunuh semua warga Muhammadiyah. Dia juga mengaku, tidak takut dipenjara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement