Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus E-KTP Jadi Lebih Berat Dibanding Formula E, Rocky Gerung: Nama Ganjar Sudah Berkali-kali...

Kasus E-KTP Jadi Lebih Berat Dibanding Formula E, Rocky Gerung: Nama Ganjar Sudah Berkali-kali... Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus E-KTP yang sempat menyeret nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lebih berat dibandingkan Formula E, kata pengamat politik Rocky Gerung.

Diketahui dalam kasus itu, sejumlah orang telah ditetapkan terdakwa termasuk mantan Ketua DPR Setya Novanto.

Baca Juga: Kesal dengan Survei Formula E, Said Didu: Kok Bukan Kasus e-KTP?

Sedangkan, Formula E yang sempat disebut-sebut melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ini juga masih terus menjadi perbincangan publik. Meski belum ada tersangka, KPK kabarnya akan segera menaikkan status ke tahap penyidikan.

“Ini kasus Formula, E-KTP atau formula E, yang lebih berat kasus formula E-KTP. Sebetulnya udah berkali-kali nyangkut pada si tersangka yaitu Ganjar yang udah ada kesaksian dari setia Novanto atau siapa saksi di situ yang menunjukkan bahwa ya itu 100 berapa 100.000 dolar ditolak tapi dia minta 500.000 dollar,” ucapnya, dalam kanal YouTube-nya.

Menurutnya, Formula E murni untuk menjegal Anies Baswedan bukan untuk menyelematkan uang negara.

“Kalau formula E itu memang didesain untuk menghalangi saja kan bukan untuk menyelamatkan uang negara tapi untuk menghalangi Anies. Dan kita enggak bisa bayangkan bagaimana kesibukan tiap hari pak Firli untuk nyari akal gitu kan. jadi kalau memang ada soal itu. Dia ditangkap saja, dilakukan dengan cara yang dramatis baru nanti diterangkan tuh Ini kita lagi proses tuh sekarang memang jauh sekali untuk menangkap Anies,” tuturnya.

Ahli filsafat ini menyampaikan, jika kesalahan administrasi itu kebijakan publik, tidak bisa di kriminal.

“Itu dalilnya begitu tuh jadi zaman kasus Century, itu kebijakan publik tidak bisa dikriminalkan, dipertanggungjawabkan iya,” ungkapnya.

Tetapi kata dia, jika orang mengambil paralelisasi artinya memang ini formula e dikriminalisasi karena elektabilitas Anies lagi naik.

“Akhirnya kan jadi formula ini adalah formula kriminalisasi itu jadi. dasarnya Kenapa karena e e-nya Anies itu lagi naik, elektabilitasnya lagi naik itu masalahnya dan elektabilitas Anies lebih cepat dari formula e dari pembalap-pembala ya,” tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: