Peneliti BRIN AP Hasanudin Sudah Ditangkap, Thomas Djamaluddin Juga Mesti Segera Diproses Kepolisian
AP Hasanudin, peneliti BRIN, yang mengancam membunuh warga Muhammadiyah karena berbeda melaksanakan Lebaran dengan pemerintah akhirnya ditangkap. Hasanudin sendiri ditangkap di kediamannya di Jombang Jawa Timur dan langsung dibawa ke penjara.
Hasanudin sendiri menulis ancaman pembunuhan tersebut pada beranda FB pimpinannya di BRIN Thomas Jamaludin. Thomas sendiri menulis pertanyaan yang tendensius terhadap Muhammadiyah yang merayakan Lebaran pada 1 Syawal yang berbeda dengan pemerintah.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan bahwa para peneliti yang dibayar dengan uang pajak dari rakyat yang mestinya mengedepankan dan mengajarkan nilai nilai toleransi dan mengayomi masyarakat justru menjadi orang yang merasa paling benar, bahkan menciptakan kebencian di tengah tengah masyarakat.
Baca Juga: Peneliti BRIN yang Ingin Halalkan Darah Warga Muhammadiyah Ditangkap di Jombang, Dijerat Pasal Ini
"Semua kegaduhan di momentum Lebaran ini mestinya tidak terjadi jika peneliti BRIN Thomas Jamaludin tidak mem-posting pernyataan yang bersikap tendensius yang menyudutkan pihak lain yang berlebaran yang berbeda dengan pemerintah," ungkapnya melalui keterangan tertulisnya, Senin (1/5/2023).
Menurut Achmad, posting-an Thomas telah memicu berbagai komentar, di mana salah satunya respons bawahan Thomas di BRIN AP Hasanudin yang mengancam akan membunuh orang-orang Muhammadiyah.
Tindakan polisi yang sudah bergerak cepat menangkap AP Hasanudin layak diapresiasi. AP Hasanudin sudah ditahan dan menjalani proses hukum yang berlaku.
"Sudah selayaknya polisi juga bergerak cepat menangkap Thomas Jamaludin karena segala bentuk kegaduhan ini disebabkan oleh tindakannya. Dan beberapa elemen masyarakat juga sudah melaporkan Thomas Jamaludin ke kepolisian," ujarnya.
Dia pun menilai BRIN sebagai sebuah lembaga institusi penelitian mesti dievaluasi secara besar-besaran. Pasalnya institusi penelitian ini justru melahirkan para peneliti yang justru menyebarkan fitnah dan kebencian.
"Jika sudah terjadi seperti ini apakah hasil penelitian BRIN ini bisa kredibel dan dipertanggungjawabkan. Jika profil peneliti peneliti BRIN adalah seperti Thomas Jamaludin dan AP Hasanudin?" sangsinya.
Achmad pun meminta DPR segera memanggil BRIN untuk meminta penjelasan dan tanggung jawab atas situasi yang terjadi saat ini.
"Jika dibiarkan, maka Indonesia akan semakin berada dalam bahaya karena rusaknya institusi lembaga risetnya," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement