Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan ESSA Turun 45% di Kuartal I, Ini Penyebabnya

Pendapatan ESSA Turun 45% di Kuartal I, Ini Penyebabnya Kredit Foto: Essa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan pendapatan sebesar US$87,8 juta pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah tersebut menyusut 45% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Perusahaan energi dan kimia yang mengoperasikan pabrik amoniak ini juga membukukan EBITDA sebesar US$22,5 juta per 31 Maret 2023. Angka itu juga turun 67% dibandingkan EBITDAdi periode yang sama tahun lalu.

Realisasi pendapatan ESSA yang menurun disebabkan harga komoditas yang lebih rendah serta penutupan dan pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak perusahaan selama tiga minggu.

“Pabrik Amoniak telah beroperasi dengan produktivitas yang optimal dan efisien setelah berhasil menyelesaikan kegiatan pemeliharaannya,”Kata Sekretaris Perusahaan Shinta D.U. Siringoringo di Jakarta, kemarin.

Shinta menyebut harga amoniak global melemah selama kuartal pertama tahun ini, terutama pada Maret seiring dengan normalisasi harga energi di pasar global. Di sisi lain, volume permintaan masih dalam pemulihan secara bertahap.

Selanjutnya, dengan dibukanya kembali China setelah lockdown akibat pandemi Covid-19, membaiknya permintaan di sektor pupuk, serta kondisi Eropa yang tetap berada di bawah tekanan harga gas yang tinggi, maka ESSA memperkirakan harga amoniak akan kembali normal ke tingkat yang lebih sehat pada paruh kedua tahun ini.

Baca Juga: DYAN Mengantongi Pertumbuhan Pendapatan 242% di Kuartal Pertama

Sehubungan dengan progres proyek Blue Ammonia, ESSA dengan dukungan dari Japan Oil, Gas, and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation, Pertamina, dan LAPI ITB telah menyelesaikan tahap pertama studi carbon capture dan sequestration. Saat ini, tahap kedua terkait studi kelayakan sedang berlangsung. 

"Proyek ini akan menjadi tonggak penting bagi ESSA karena bertujuan untuk menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang memproduksi Blue Ammonia pada tahun-tahun mendatang," pungkas Shinta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: