Hasto Kristiyanto Sindir Etika Politik PSI Soal Dukungan ke Ganjar Pranowo, Ade Armando Sebut PDIP Partai Sombong dan Arogan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyinggu etika politik yang dimiliki PSI soal dukungan mereka terhadap Ganjar Pranowo.
PDIP diketahui tidak mengakui PSI sebagai salah satu partai pendukung Ganjar, Hasto pun hanya menyebut PPP dan Hanura.
“Di depan media Hasto dengan sengaja tidak menyebut PSI sebagai salah satu partai pendukung Ganjar pranowo di Pilpres 2024,” kata Ade dikutip dari Cokro TV, Rabu (3/5/2023).
“Hasto hanya menyebut Hanura dan PPP sebagai partai yang secara resmi mendukung Ganjar pranowo sebagai calon presiden, namun nama PSI sama sekali tidak disinggung,” tambahnya.
Baca Juga: Cawapres untuk Ganjar Pranowo Sudah Ada di Kantong Megawati, Siapa?
“Hasto malah bicara soal etika politik, dia bercerita tentang bagaimana komunikasi dengan PPP dan Hanura berlangsung sangat intensif. Dia kemudian menyindir PSI Dengan mengatakan bahwa kerjasama tidak bisa ditentukan secara tiba-tiba,” jelasnya.
Ade menjelaskan bahwa Hato bilang etika politik harus dikedepankan terutama dalam memilih capres yang akan di dukung.
“Ya sikap PDIP semacam ini menurut saya sama sekali tidak sehat tentu saja adalah hak Hasto untuk membuat pernyataan semacam itu,” katanya.
“Tentu saja adalah hak PDIP untuk menganggap remeh PSI atau partai lainnya, namun dengan gaya semacam itu PDIP sebenarnya sedang melakukan penghancuran diri sendiri,” tambahnya.
Diketahui, kemarahan Ade ini bermula saat Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut beberapa partai yang telah mendukung pencalonan presiden Ganjar. Tapi di antara nama yang disebut, tidak ada PSI.
“Hanya @DPP_PPP & Hanura saja yang disebut,” ujarnya Hasto.
Baca Juga: Sandiaga Uno Disebut Bakal Jadi ‘Anak Emas’ PPP yang akan Diajukan Mendampingi Ganjar Pranowo
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Asrul Sani mungkin Hasto tidak bermaksud, dan hanya luput saja menyebut PSI. Karenanya, ia menyarankan hal itu dikomunikasikan.
“Ya barangkali gak sengaja atau kelewat aja gak nyebut. Lebih baik bangun komunikasi yang baik daripada ekspresikan kemarahan via media,” usulnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement