Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Membuat Perencanaan Keuangan Sebelum Memutuskan Resign, Yakin Gak Nih?

Cara Membuat Perencanaan Keuangan Sebelum Memutuskan Resign, Yakin Gak Nih? Kredit Foto: Unsplash/Rendy Novantino
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keinginan untuk resign dari pekerjaan akan semakin membuncah ketika memiliki bos yang tidak supportif, lingkungan kerja yang toxic, ditambah gaji minimalis tapi harus kerja secara maksimal.

Tapi, banyak pertimbangan keuangan dan finansial yang harus diperhitungkan. Apalagi kalau menjadi tulang punggung keluarga, duh rasanya galau berat!

Oleh karena itu, mengutip YouTube ZAP Finance, berikut cara membuat perencanaan keuangan sebelum memutuskan untuk resign. Perhatikan hal ini ya!

Baca Juga: Cara Mudah Memahami Rumus Dasar Penjualan untuk Bisnis Kuliner, Gak Harus 'Bakar Duit' untuk Sukses!

1. Melakukan evaluasi pinjaman

Jika kamu ingin memutuskan untuk resign, pastikan sudah melunasi semua utang. Hindari membayar tagihan dengan angsuran terendah. Jika kamu memiliki dana yang cukup, pastikan membayar semua tagihan tanpa ada yang tersisa. Agar saat resign nanti tidak memiliki tanggungan untuk membayar tagihan.

Kalau kamu punya KPR, evaluasi kembali jumlah pembayaran cicilan bulanannya. Ini karena saat resign, penghasilan berkuang, maka jumlah pembayaran cicilan juga akan berkurang. Untuk mengatur pengelolaan utang, maka refinancing perlu dipertimbangkan.

2. Siapkan dana darurat hingga ideal

Jika kamu sudah mengambil keputusan bulat untuk resign, maka siapkan dana darurat hingga ideal. Dana darurat dapat digunakan untuk kebutuhan hidup jika tidak bekerja. Dana darurat sebaiknya dikumpulkan jauh-jauh hari sebelum resign. Idealnya, kumpulkan dana darurat paling tidak 12x pengeluaran bulanan.

3. Pastikan sudah memiliki proteksi kesehatan

Biaya sakit itu jauh lebih mahal daripada biaya hidup sehat. Di masa sekarang, biaya kesehatan terus meningkat. Terlebih bagi mereka yang sudah berumah tangga, sekeluarga wajib memiliki proteksi kesehatan, baik anak yang masih di dalam kandungan. Paling tidak, minimal harus memiliki BPJS Kesehatan.

4. Tetap berinvestasi untuk masa pensiun

Masa tua setiap orang pastinya tidak sama satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kumpulkan saja dahulu dana pensiun agar apapun yang akan terjadi sudah siap kita hadapi.

5. Pastikan sudah memproteksi penghasilan tulang punggung keluarga

Fakta bahwa satu tulang punggung keluarga menghidupi banyak kepala membuatnya harus memiliki asuransi jiwa. Sehingga, proteksi keuangan harus dimiliki oleh pasangan yang masih bekerja dengan ahli warisnya yaitu pasangan dan anak-anaknya.

Jadi, bagaimana? Yakin nih mau resign?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: