Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buka Mei 2023, Harga CPO Domestik Turut Anjlok, Apa Penyebabnya?

Buka Mei 2023, Harga CPO Domestik Turut Anjlok, Apa Penyebabnya? Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp10.403/kg pada Senin (2/5/2023).

Dengan demikian, harga CPO mengalami penurunan sekitar Rp841/kg, jika dibandingkan harga CPO pada hari pertama setelah Idulfitri (26/4/2023) yang sebesar Rp11.244/kg.

Baca Juga: Sendu di April 2023, Ternyata Harga CPO Anjlok

Melansir laman InfoSAWIT pada Kamis (4/5/2023), untuk harga CPO Teluk Bayur ditetapkan Rp10.273/kg. Lantas, harga CPO di Talang Duku ditetapkan Rp10.253/kg.

Sementara untuk harga minyak inti sawit (PKO) di Dumai ditetapkan Rp11.229/Kg dan harga PKO di Lampung dibuka Rp11.008/kg namun terjadi withdraw (WD), dengan penawaran tertinggi Rp10.050/kg.

Mengutip Reuters, Mitesh Saiya, Manajer Perdagangan di Kantilal Laxmichand & Co, yang berbasis di Mumbai, mengatakan pasar CPO menghadapi tekanan pasar eksternal dan mengikuti pelemahan yang terjadi pada minyak kedelai.

Berdasarkan data yang dirangkum dari beberapa sumber, diketahui harga minyak kedelai juga turut mengalami penurunan. Lantaran, produksi kedelai di Argentina turun ke level terendah dalam 23 tahun, lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Sementara itu, di India, permintaan masih belum meningkat dikarenakan harga minyak saingan, termasuk minyak lokal seperti minyak bekatul, lebih murah dibandingkan harga minyak kelapa sawit.

Baca Juga: Penjualan CPO Austindo Menurun di Kuartal I-2023

Impor minyak sawit India pada April dilaporkan turun 30% dari bulan sebelumnya dan menyentuh level terendah dalam 14 bulan.

Tidak hanya itu, penurunan harga CPO tersebut juga turut dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kekhawatiran krisis keuangan global akibat krisis Bank Silicon Valley di Amerika Serikat dan Credit Suisse di Eropa, pelemahan harga minyak nabati lain selain kedelai yaitu minyak rapeseed, penguatan mata uang Ringgit Malaysia terhadap Dolar AS, dan Inggris yang memangkas tarif karena telah bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP) dengan beberapa negara, salah satunya Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: