Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Tengah Kaji Kenaikan Harga Acuan Gula Konsumsi

Pemerintah Tengah Kaji Kenaikan Harga Acuan Gula Konsumsi Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah mengkaji kenaikan harga acuan pembelian dan penjualan (HAP) gula konsumsi demi menciptakan harga yang wajar ditingkat produsen (petani), pedagang, dan konsumen.

Saat ini, harga acuan di tingkat produsen Rp11.500 per kg dan di tingkat konsumen Rp13.500 per kg. Pembahasan penyesuaian HAP itu akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan gula nasional.

Kepala Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi mengatakan penyesuaian atas HAP yang berlaku saat ini bertujuan menjaga keseimbangan harga gula di tingkat hulu (produsen) hingga hilir (konsumen) sesuai dengan harga keekonomian saat ini.

Melalui penyesuaian itu diharapkan produsen dan pedagang bisa mendapatkan keuntungan yang wajar. Di sisi lain konsumen juga bisa membeli gula dengan harga yang wajar. Saat ini Bapanas sudah memiliki instrumen regulasi tentang HAP gula konsumsi yang tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022.

“Dalam Perbadan tersebut ditetapkan HAP gula konsumsi di tingkat produsen Rp11.500 per kg dan di tingkat konsumen Rp13.500 per kg untuk ritel modern serta Rp14.500 per kg di Indonesia Timur. Ini yang sedang kita review," jelasnya di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Kuota DMO Dipangkas, Ekspor Minyak Goreng Berpeluang Naik

Arief mengatakan, tidak hanya melakukan review HAP, pihaknya juga mengaku, bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan stakeholder gula lainnya sedang melakukan review terhadap Biaya Pokok Produksi (BPP) gula. 

Penyesuaian BPP mempertimbangkan dan menghitung betul besaran struktur ongkos gula petani yang dihitung dan diusulkan oleh kementerian/lembaga terkait, asosiasi, dan pelaku usaha.

“Penyesuaian itu selain mempertimbangkan aspek harga keekonomian dan keuntungan yang wajar, juga mempertimbangkan pengaruh terhadap inflasi, serta daya dukung dan keberlanjutan industri gula ke depan,”tegasnya.

Arief berharap, melalui pembahasan yang komprehensif dan presisi ke depannya akan dihasilkan besaran HAP gula yang seimbang dan wajar, sehingga bisa meningkatkan semangat para petani dan masyarakat menanam tebu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: