Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Upaya Damai Israel-Palestina Buntu, Menteri Mesir Kuak Hal yang Menyulitkan

Upaya Damai Israel-Palestina Buntu, Menteri Mesir Kuak Hal yang Menyulitkan Kredit Foto: AFP
Warta Ekonomi, Kairo -

Upaya-upaya untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan kelompok-kelompok militan di Gaza sejauh ini belum berhasil, kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada Kamis (11/5/2023), hari ketiga eskalasi kekerasan antara Israel dan Gaza.

Tragedi kekerasan terburuk dalam beberapa bulan terakhir ini telah menyebabkan kematian puluhan warga Palestina dan satu warga Israel.

Baca Juga: Sirene Sampai Meraung-raung, Israel dan Gaza Berbalas Serangan hingga Korban Berjatuhan

"Terlepas dari upaya aktif kami, (upaya) ini masih belum ... membawa hasil yang diinginkan," kata Shoukry pada konferensi pers bersama dengan anggota lain dari Munich Group, yang juga mencakup Prancis, Jerman, dan Yordania.

Sebelumnya, beberapa media melaporkan bahwa perundingan damai yang dimediasi oleh Kairo telah terhenti. Sebuah sumber Israel mengatakan kepada lembaga penyiaran Kan bahwa Mesir "melakukan segala cara untuk menstabilkan situasi."

Sebuah sumber Palestina mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu Agency bahwa kelompok Jihad Islam --salah satu faksi militan yang menguasai sebagian wilayah Gaza-- mengaitkan gencatan senjata dengan apa yang mereka sebut sebagai "kebijakan pembunuhan" Israel.

Hal ini mengacu pada serangan udara Israel di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya lima anggota senior kelompok tersebut sejak Selasa, saat kekerasan pecah.

Israel tidak membuat komitmen apapun mengenai masalah tersebut, demikian laporan media Israel.

Kelompok Munich mengeluarkan pernyataan bersama pada Kamis, menyatakan keprihatinan atas "situasi keamanan yang memburuk di wilayah Palestina yang diduduki dan Israel."

Mereka juga mengutuk apa yang mereka sebut sebagai "korban sipil yang tidak dapat diterima, termasuk perempuan dan anak-anak," di daerah kantong tersebut.

Prancis, Jerman, Mesir, dan Yordania mendesak "gencatan senjata komprehensif segera" untuk mengakhiri "operasi militer Israel di Gaza dan penembakan roket tanpa pandang bulu terhadap Israel."

Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa setiap "tindakan sepihak" yang merusak kelangsungan solusi dua negara harus dihentikan, tanpa secara khusus menyebutkan kebijakan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Uni Eropa mengeluarkan pernyataan terpisah pada hari Kamis, yang sebagian besar mendukung posisi Kelompok Munich dan mendesak gencatan senjata.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memerintahkan militer pada hari Kamis untuk "mengambil semua tindakan yang diperlukan, menyiapkan tindakan tambahan, dan menjaga kesiapan untuk kemungkinan peningkatan tembakan," menurut media Israel.

Eskalasi hari ketiga menyebabkan 29 warga Palestina tewas di Gaza. Tembakan roket dari daerah kantong tersebut juga menewaskan satu orang di kota Rehovot, Israel. Lima warga Israel terluka dalam serangan roket di seluruh penjuru negeri.

Pecahnya kekerasan dipicu oleh kematian anggota senior Jihad Islam, Khader Adnan, yang meninggal dalam tahanan Israel awal bulan ini setelah melakukan mogok makan selama 86 hari.

Pada Selasa, kelompok militan tersebut meluncurkan rentetan roket besar-besaran ke Israel, yang dibalas dengan serangan udara. Militan Gaza telah meluncurkan total 620 roket sejak hari Rabu, menurut AFP.

Pecahnya kekerasan ini merupakan yang terburuk sejak eskalasi singkat pada bulan Agustus lalu, di mana 49 warga Palestina terbunuh, tanpa ada korban jiwa di pihak Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: