Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bocoran Tipis dari Ahmad Basarah Soal Cawapres Ganjar Pranowo: Dekat dengan Megawati

Bocoran Tipis dari Ahmad Basarah Soal Cawapres Ganjar Pranowo: Dekat dengan Megawati Kredit Foto: Antara/Monang/mrh/YU
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keputusan bulat penentuan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung PDIP memang berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri. Hingga saat ini, Megawati belum memutuskan cawapres pendamping Ganjar Pranowo.

Namun, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, mulai menguak latar belakang sosok cawapres Ganjar Pranowo. Dia menyinggung kedekatan partainya dengan Nahdlatul Ulama (NU) pada pilpres terdahulu.

Baca Juga: 25 Tahun Reformasi, Ganjar Pranowo: Kita Kawal Perjuangan Reformasi Ini hingga Tuntas

"Kami harus mengakui bahwa dalam perjalanan panjang kerja sama politik, kekuatan nasionalis seperti PDI Perjuangan itu banyak dilakukan bersama dengan kader-kader NU," kata Ahmad Basarah kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/5).

Kedekatan antara PDIP dengan Nahdlatul Ulama antara lain terjalin ketika KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden ke-4 RI. Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri, saat itu menjadi wakil presiden mendampingi ulama besar NU itu.

Begitu pula ketika Megawati naik menjadi Presiden ke-5 RI setelah KH Abdurrahman Wahid mengundurkan diri. PDIP kembali berjalan beriringan bersama NU. Salah satu tokoh terbaik NU, yakni Hamzah Haz menjadi wakil presiden yang mendampingi Megawati.

"Saat Ibu Mega jadi presiden, wakil presidennya Pak Hamzah Haz, juga dari NU," tambahnya.

Saat Pilpres 2014, Joko Widodo (Jokowi) maju bersama Jusuf Kalla yang saat itu merupakan kader NU, "Sekarang pun, Pak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin, juga tokoh NU."

"Memang NU adalah sumber 'kawah Candradimuka' (tempat penggemblengan diri) calon-calon pemimpin bangsa," jelasnya.

Meskipun demikian, Basarah menegaskan bahwa Megawati Soekarnoputri menghormati eksistensi NU sebagai organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu, PDIP tidak akan membawa-bawa NU dalam politik praktis.

"Saya kira hal itu sesuai dengan pandangan dan sikap Ketua Umum PBNU Gus Yahya (Yahya Cholil Staquf) yang juga akan membawa NU sebagai kekuatan yang mengayomi bangsa," katanya.

Dia juga mengatakan komunikasi antara PDI Perjuangan dengan NU terus terjalin, khususnya terkait penentuan bakal cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo. "Kalau komunikasi, silaturahim, itu terus terjalin karena memang silaturahim itu adalah bagian dari kekuatan bangsa," ujar Ahmad Basarah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: