Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Data Nasabah Diretas, Saham BSI Langsung Ambles -6,98%!

Setelah Data Nasabah Diretas, Saham BSI Langsung Ambles -6,98%! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) masuk ke jajaran saham dengan koreksi paling besar pada jeda sesi pertama ini. Berdasarkan data RTI Business, diketahui bahwa saham BSI melemah -6,98% dan terkikis 120 poin sehingga levelnya berada di angka Rp1.600 per lembar. Padahal, saat pembukaan pagi tadi, harganya masih berada di kisaran Rp1.720 per lembar.

Melemahnya saham BSI tampaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lumpuhnya layanan bank tersebut selama hampir lima hari berturut-turut. Hal itu semakin diperparah dengan beredarnya kabar mengenai peretasan terhadap 15 juta data nasabah BSI dan pegawai serta 1,5 terabyte internal data oleh geng ransomware LockBit 3.0.

“Geng ransomware LockBit mengklaim bertanggung jawab atas gangguan semua layanan di Bank Syariah Indonesia, menyatakan bahwa itu adalah hasil dari serangan mereka. Mereka juga mengumumkan telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal,” cuit akun Twitter @darktracer_int.

Baca Juga: BSI Kena Serangan Siber, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK: Cybersecurity Harus Jadi Prioritas

Tidak hanya itu, LockBit juga menawarkan negosiasi sekaligus melemparkan ancaman kepada pihak BSI. Kelompok peretas tersebut mengatakan bahwa pihaknya tidak akan segan untuk merilis semua data di web gelap jika aksi tawar-menawar yang diinisiasi berujung gagal.

Menanggapi hal itu, belum lama ini, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan, pihak bank selalu berupaya untuk menjaga keamanan data nasabah. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa proses normalisasi layanan BSI sudah dilakukan dengan baik dan gangguan di bagian IT BSI sudah dapat dipulihkan.

“BSI memperkuat keamanan teknologi perusahaan dengan membentuk divisi khusus yang berada di bawah yurisdiksi CISO (Chief Information and Security Officer). CISO ini kerjanya sama seperti satpam fisik, melakukan ronda, tapi ronda dari sisi teknologi. CISO akan melihat weak points yang harus ditutup untuk melindungi data-data nasabah,” tuturnya dalam konferensi pers pada Sabtu, 13 Mei 2023.

Baca Juga: Layanan BSI Alami Error, Pengguna Curhat Mau ‘Hijrah’ ke Bank Lain

Laki-laki kelahiran Bengkulu itu juga menyampaikan bahwa bank yang dipimpinnya sudah bekerja sama dengan berbagai otoritas terkait untuk memulihkan pelayanan sistem BSI. Pihaknya berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan tetap mematuhi aturan yang berlaku.

Kendati demikian, kabar terbaru dari akun Twitter @darktracer_int mengindikasikan bahwa BSI dan LockBit gagal mencapai kesepakatan. Dua tangkapan layar yang diunggah oleh akun tersebut pada 16 Mei 2023 menunjukkan, LockBit telah mempublikasikan belasan juta data yang diretasnya di situs gelap. 

"Periode negosiasi telah berakhir dan geng ransomeware LockBit sudah mempublikasikan semua data curian dari Bank Syariah Indonesia ke situs gelap," cuitnya.

Baca Juga: OJK Minta Nasabah Tenang, Layanan BSI Sudah Berangsur Normal

Dalam unggahan yang sama, pihak LockBit merekomendasikan nasabah BSI untuk segera hijrah dari bank tersebut dan mengimbau teman atau keluarga yang masih menggunakan BSI untuk melakukan hal serupa. LockBit juga menyarankan nasabah untuk meminta pertanggungjawaban dari pihak bank atas kebocoran data yang terjadi. 

Sebagai informasi tambahan, sampai saat ini, pihak BSI belum memberikan keterangan resmi mengenai klaim tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: