Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia dan Malaysia Sampaikan Protes Kebijakan Uni Eropa yang Kucilkan Sawit

Indonesia dan Malaysia Sampaikan Protes Kebijakan Uni Eropa yang Kucilkan Sawit Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022). Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal lahan perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2022 yaitu mancapai 16,38 juta hektare (ha) yang dimana sebanyak 5 persen atau sekitar 800 ribu ha milik BUMN, 53 persen atau sekitar 8,64 juta ha milik swasta dan 42 persen sekitar 6,94 juta milik rakyat. | Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Uni Eropa (UE) belum lama ini mengesahkan dan mengadopsi regulasi anti deforestasi (EU Deforestation Regulation/EUDR). Aturan ini berpotensi mengucilkan produk sawit dan beberapa hasil perkebunan yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke Eropa.

Pada pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen di sela-sela KTT G7, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan keberatannya atas regulasi yang baru dibuat Eropa tersebut.

Baca Juga: Keluarkan Regulasi Deforestasi, Jokowi Protes Uni Eropa

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut Jokowi dalam pertemuan itu menyatakan Indonesia dan Malaysia akan menyampaikan protes resmi dalam beberapa waktu ke depan dengan mengirimkan perwakilan ke Kantor Administrasi Komisi Eropa di Brussel, Belgia.

"Presiden menyampaikan ke Presiden Komisi Eropa adalah bahwa Indonesia dan Malaysia akan lakukan misi bersama ke Brussels untuk menyampaikan semua data-data agar UE lebih paham situasi Indonesia saat ini dan tidak terus mengambil kebijakan yang merugikan," ungkap Retno dalam keterangan pers yang disiarkan virtual, Senin (22/5/2023).

Retno menambahkan, Jokowi keberatan atas aturan yang membuat produk sawit dan perkebunan lainnya menjadi tidak bisa masuk ke Eropa. Padahal, menurut Jokowi, Indonesia sudah berhasil menekan angka deforestasi.

"Indonesia mengharapkan bahwa benchmarking process harus dilakukan secara transparan dan objektif. Presiden menjelaskan bahwa deforestasi Indonesia menurun sangat tajam, menurun 75% di tahun 2019-2020. Data dan kondisi ini harus dilihat secara objektif," ungkap Retno.

Retno juga mengungkapkan, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada pertemuan tersebut berjanji akan memperhatikan semua fakta dan data yang disampaikan oleh Indonesia maupun Malaysia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: