Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Nilai Subsidi Motor Listrik Mubazir karena Ekosistemnya Tidak Siap

Pakar Nilai Subsidi Motor Listrik Mubazir karena Ekosistemnya Tidak Siap Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar Kebijakan Publik Narasi Insitute Achmad Nur Hidayat mengatakan, minimnya minat masyarakat terhadap program subsidi kendaraan listrik harusnya membuat pemerintah mengevaluasi desain dari kebijakan tersebut.

Achmad menyebut, anggaran subsidi 2024 motor listik sebaiknya ditahan dulu, atau bahkan direlokasi untuk keperluan publik yang lebih tepat sasaran, misalnya kelompok bawah dan kecil yang lebih membutuhkan prioritas bantuan sosial daripada pembelian dan pengonversian motor listrik.

"Subsidi motor listrik tidak tepat dilakukan tahun 2023-2024 karena tahun 2023-2024 terkendala eksosistem yang tidak kondusif untuk motor listrik," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga: Subsidi Motor Listrik Sepi Peminat Bukan karena Kurang Sosialisasi, Pakar Beber Penyebabnya

Achmad mengatakan, kebijakan tersebut tidak berhasil disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya harga yang ditawarkan masih relatif tinggi. Meskipun subsidi ditawarkan untuk mengurangi harga motor listrik, perbedaan harga tersebut masih menjadi kendala bagi banyak konsumen di Indonesia.

Faktor kedua adalah infrastruktur yang terbatas, seperti jumlah pengisian daya motor listrik di Indonesia masih terbatas. Jaringan pengisian daya yang luas dan mudah diakses sangat penting untuk mendorong penggunaan motor listrik secara luas.

"Kurangnya stasiun pengisian daya yang tersedia membuat beberapa calon pengguna ragu untuk beralih ke motor listrik," ujarnya.

Selanjutnya adalah karena kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai motor listrik relatif masih rendah.

Menurutnya, masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan keunggulan motor listrik, serta kontribusinya dalam mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca. 

"Kurangnya edukasi mengenai teknologi dan keuntungan motor listrik bisa menjadi faktor yang memengaruhi tingkat adopsi yang rendah," ucapnya. 

Selain itu, faktor yang juga berpengaruh adalah keterbatasan model dan variasi. Saat ini, pilihan model dan variasi motor listrik yang tersedia di Indonesia masih terbatas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: