Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertemu USTR, Menko Airlangga Bahas Transisi Energi dan Bilateral Indonesia–Amerika Serikat

Bertemu USTR, Menko Airlangga Bahas Transisi Energi dan Bilateral Indonesia–Amerika Serikat Kredit Foto: Kemenko Bidang Perekonomian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi dan iklim investasi yang makin baik, Pemerintah Indonesia terus mendorong kerja sama bilateral dengan mitra dagang utamanya. Amerika Serikat menjadi salah satu negara mitra utama Indonesia dengan nilai perdagangan dan investasi kedua negara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Menjelang Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Ministerial Meeting di Detroit Amerika Serikat, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima pihak United States Trade of Representatives (USTR) yang diwakili Deputi Sarah Bianchi, Jumat kemarin. Pertemuan tersebut juga dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani, beserta Delegasi Indonesia.

Baca Juga: Formula E hingga JIS, NasDem Pamerkan Rekam Jejak Anies Pimpin Jakarta: 'Tetap Kalah dari Buzzer'

Berbagai topik ekonomi strategis menjadi perhatian dalam diskusi hangat antara Menko Airlangga dengan Deputi USTR Bianchi, antara lain, menyangkut proses perundingan IPEF, potensi kerja sama kedua negara di bidang transisi energi, dan posisi strategis Critical Minerals dalam IPEF.

Membuka pertemuan, Deputi USTR Bianchi memberikan pujiannya atas partisipasi dan kontribusi Indonesia yang konstruktif dalam perundingan ketiga IPEF yang berlangsung di Singapura pada tanggal 8-15 Mei 2023 lalu. "Pemerintah AS berharap perundingan dalam Pilar I IPEF dapat mencapai kemajuan yang signifikan sebelum pertemuan IPEF tingkat Presiden pada bulan November 2023," ujar Bianchi, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).

Deputi Bianchi mengungkapkan sikap optimisme bahwa permintaan dunia akan produk ramah lingkungan termasuk kendaraan listrik akan mengalami peningkatan. Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga mengajak para investor asal AS untuk menanamkan investasi pada sejumlah proyek terkait transisi energi di Indonesia guna mewujudkan green economy di kawasan Indo-Pasifik.

Iklim bisnis yang makin kondusif, posisi strategis Indonesia di ASEAN, serta pertumbuhan ekonomi yang tinggi pascadisrupsi global tahun 2020-2022 menjadi daya tawar Indonesia dalam menggaet para investor dari luar negeri.

Menko Airlangga lalu menyampaikan pentingnya ekonomi berkelanjutan yang tangguh dan kompetitif untuk mendukung tranformasi teknologi dekarbonisasi. "Indonesia menginginkan kerja sama dan hilirisasi dalam bidang ekstraksi Critical Minerals dan bahan baku lain yang dibutuhkan dalam energi bersih," ujar Menko Airlangga.

Critical Minerals merupakan salah satu pembahasan utama dalam Pilar II Supply Chain IPEF, di mana pemerintah AS saat ini memiliki agenda mengembangkan rantai pasok global dalam kawasan Indo-Pasifik guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta keamanan energi global.

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan target Pemerintah Indonesia perihal hilirisasi dalam ekosistem energi bersih yang berteknologi tinggi dengan mengembangkan manufaktur yang dapat menghasilkan EV Batteries, komponen eletronik, solar panel, dan semikonduktor.

Pertemuan antara Menko Airlangga dan Deputi USTR Bianchi diakhiri dengan keinginan bersama kedua negara untuk menyelesaikan perundingan IPEF di seluruh Pilar (Pilar I-IV), serta mewujudkan ekosistem energi bersih di kawasan Indo-Pasifik.

Sebagaimana diketahui, USTR menangani proses perundingan Pilar I IPEF, sementara U.S DOC (Department of Commerce) menangani Pilar II-IV IPEF. Deputi Bianchi juga menyampaikan beberapa klaster dalam Pilar I IPEF yang menjadi fokus AS, antara lain, Trade Facilitation, Services Domestic Regulation, Agriculture, Environment, dan Labor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: