Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkominfo Ajak Siswa di Bulukumba Bikin Konten Belajar

Kemenkominfo Ajak Siswa di Bulukumba Bikin Konten Belajar serba | Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Bulukumba -

Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, dengan menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sulawesi.

Kegiatan ini digelar di 344 Sekolah Dasar dan SMP di Kabupatan Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan dengan peserta sebanyak 19.210 siswa pada Sabtu 27 Mei 2023, dimulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WITA.

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Cara Bikin Konten Belajar yang Menarik,” dan digelar dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Berdasarkan laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%.

Namun, dari capaian itu tingkat literasi digital belum menggembirakan, ini dilihat dari Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00.

Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman ini, menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Di Kabupaten Bulukumba, program #literasidigitalkominfo yang digagas Kemenkominfo menampilkan narasumber Ari Unjianto, SH., M.Si., merupakan Penggiat Advokasi Sosial Digital yang kali ini memaparkan materi Kecakapan Digital.

Menurutnya, anak-anak sekarang sudah berkenalan dengan dunia digital sejak lahir, sehingga harus ada pengembangan cara mengajar dan belajar yang lebih menyenangkan. Diungkapkannya, konten-konten yang menarik, mudah diakses dan gratis, kini telah menjadi hal yang penting.

"Kita dapat menggunakan media gambar, video, tulisan, atau kombinasi dari semuanya menggunakan media audiovisual berkualitas. Dalam pembelajaran ke depan, interaktivitas juga sangat penting. Pembelajaran yang menarik dan interaktif memungkinkan adik-adik dan warga internet lainnya untuk saling berkomunikasi, memberi komentar, dan menjawab pertanyaan,” ungkapnya.

Sedangkan Sinematografer dan Cyber Culture Enthusiast, Zahid Asmara., berbicara terkait Keamanan Digital.

Dikatakannya kompetensi dalam keamanan digital sangat diperlukan, bukan hanya untuk mengamankan perangkat digital, juga perangkat lunaknya, tetapi juga akun media sosial yang kita miliki, sebab motif dan metode penipuan juga semakin berkembang dengan pesat.

Ia pun memberikan tips terkait keamanan digital, di antaranya penggunaan password tidak terkait nama atau tanggal lahir, jagalah data pribadi, berhati-hati saat menggunakan wifi di tempat umum, juga tak mudah tergoda iming-iming hadiah yang menarik.

"Semakin canggih teknologi, biasanya semakin rentan keamanannya. Tentunya, keamanan absolut 100% tidak mungkin tercapai. Oleh karena itu, kita harus selalu berhati-hati, memeriksa secara berkala, dan berpikir kritis. Jangan mudah tergoda atau percaya dengan apa yang kita dapatkan melalui komunikasi, transaksi, atau fitur yang ditawarkan di media sosial,” jelas Zahid.

#literasidigitalkominfo ini diakhiri dengan penuturan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba, Andi Buyung Saputra, S.STP., MM., tentang materi Budaya Digital.

Disebutkannya jika ada beberapa tantangan budaya dalam era digital, seperti wawasan kebangsaan yang menjadi kabur, kesopanan dan rasa saling menghormati mulai terkikis, dan budaya Indonesia semakin tergeser oleh budaya asing.

"Meskipun dunia digital menawarkan peluang yang luas, tantangan seperti kekerasan, pelecehan online, dan kesenjangan digital tetap ada. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menggunakan teknologi digital dengan bijak, menghormati orang lain, menjunjung tinggi etika, dan bertanggung jawab atas tindakan kita di dunia digital. Dengan kesadaran, pendidikan, dan kolaborasi yang tepat, kita dapat menciptakan budaya digital yang positif, inklusif, bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, serta meningkatkan kecerdasan pribadi kita,” tutupnya.

Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Stefanny S.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: