Saat Luhut Berani Turunkan Telunjuk Prabowo yang Sedang Menuding-nuding Wajah Jenderal Seniornya
"Luhut bertanya mengapa bersiaga? Ia dapat jawaban status siaga atas perintah wakilnya, Kapten Prabowo. Perintah Wakil Komandan Kapten Prabowo membuat rencana mengambil Letjen LB Moerdani, dan beberapa perwira tinggi ABRI lainnya," kata Sintong.
Pada akhirnya Luhut menolak rencana Prabowo tersebut dan meminta anak buahnya tak mengikuti perintah Kapten Prabowo.
"Sekarang kalian semua kembali siaga ke dalam. Tidak seorang pun anggota Den 81 yang keluar dari pintu tanpa perintah Luhut Pandjaitan sebagai komandan," terang Sintong.
Luhut pun akhirnya mengumpulkan senjata dan radio milik anggotanya. Anak buahnya pun patuh pada perintah Luhut.
Tak berselang lama Luhut memanggil Prabowo.
"Pak Benny mau melakukan coup d'etat (baca: kudeta-red)," kata Prabowo.
Luhut menjawab tak mau ikut-ikutan karena posisinya saat itu hanya mayor.
"Pangkat saya baru mayor. Pak Benny sudah jenderal, saya nggak mau ikut-ikutan soal itu," kata Luhut dalam Sintong.
Sintong juga menyatakan kalau akibat tuduhan Prabowo tersebut, hubungan antara Luhut dan Prabowo menjadi retak.
"Sejak saat itulah hubungan antara Prabowo dengan Luhut menjadi retak," kata Sintong menceritakan.
Salim Said mengatakan saat itu Prabowo mencurigai Moerdani merencanakan kudeta untuk menyingkirkan Soeharto.
Meski akhirnya cerita 'rencana kudeta' yang diklaim Prabowo itu tidak pernah terjadi. Prabowo sempat mencurigai adanya sejumlah senjata yang dibeli Moerdani dari Taiwan.
"Menurut mantan pembantu Moerdani, rencananya senjata itu akan disalurkan ke para Mujahidin yang melancarkan perang gerilya terhadap Uni Soviet di Afghanistan. Menurut Luhut, atasan Prabowo waktu itu, operasi intelijen Moerdani dilakukan dalam upaya memberi peran Indonesia dalam pergolakan politik di Asia Selatan," kata Salim Said.
Salim Said juga sempat mengkonfirmasi pernyataan Luhut dan Sintong, akan tetapi eks wartawan Berita Yudha itu tidak mendapatkan jawaban dari Prabowo.
"Sayangnya, usaha saya mendapatkan tanggapan Prabowo terhadap pernyataan Luhut tidak pernah berhasil," kata Salim.
Rangkaian manuver Prabowo itu ternyata tidak hanya menyasar Letjen Moerdani saja. Menurut Sintong, Prabowo juga mencurigai kalau Wakil Komandan Jenderal Kopassandha Brigjen Jasmin juga ikut dalam 'rencana kudeta'.
"Prabowo sudah lain sekarang, karena ia dekat dengan Soeharto," kata Jasmin diceritakan kepada Sintong.
Jasmin juga mengaku ia pernah dituding-tuding oleh Prabowo saat berada di rumahnya.
"Prabowo sampai melompati rumah pagar rumah saya. Prabowo menuduh saya kurang setia kepada negara sambil menuding-nudingkan telunjuk jarinya ke arah wajah saya. Luhut juga ada di situ. Malahan Luhut yang menurunkan tangan Prabowo yang menuding ke wajah saya," kata Jasmin dalam Sintong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement