Menkop-UKM Pastikan UMKM Miliki Fondasi Kuat Kuasai Pasar Domestik dan Global
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki menegaskan bahwa seluruh jajarannya selama lima tahun terakhir ini sudah meletakkan fondasi yang cukup kuat dalam menyiapkan koperasi dan UMKM (KUMKM) agar mampu menguasai pasar domestik maupun pasar global.
"Untuk pengembangan koperasi dan UMKM, kami pastikan sudah membangun ekosistem yang mendorong koperasi dan UMKM tumbuh dan berkembang menjadi bagian dari industri sehingga kebijakan seperti ini semestinya bisa terus dilanjutkan," kata Menkop-UKM Teten dalam keterangannya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM, dan Kewirausahaan Tahun 2023, Selasa (30/5/2023).
Baca Juga: Menkop-UKM: UMKM dan Startup Indonesia Bisa Belajar dari Kesuksesan Korsel
Menurut Menkop Teten, ekosistem yang sudah dibangun mencakup kemudahan berusaha, akses kepada pembiayaan, akses kepada teknologi industri yang modern, hingga 40% alokasi belanja pemerintah membeli produk KUMKM.
Di acara yang dihadiri seluruh Kepala Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM seluruh Indonesia (provinsi dan kabupaten/kota) secara offline dan online, Menteri Teten menginginkan koperasi dapat dijadikan sebagai instrumen untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas. Caranya adalah dengan mengonsolidasikan usaha-usaha kecil sehingga mereka bisa memiliki skala usaha yang masuk dalam skala ekonomi.
Menkop-UKM berharap program seperti ini tetap dilanjutkan pada pemerintahan mendatang. Dirinya tidak ingin UMKM tertinggal di sektor-sektor ekonomi marjinal yang berteknologi rendah. "Kita harus menyiapkan UMKM menjadi backbone ekonomi nasional yang bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas," ucap Menteri Teten.
Bagi Menkop-UKM, pihaknya akan mendesain sekecil apapun UMKM agar bisa diindustrialisasi di kemudian hari. "Hal itu sudah dilakukan di Jepang, Korsel, dan China. Indonesia harus melakukan evolusi tersebut. Kalau tidak, akan terjadi gap antara industri dan UMKM, termasuk gap kesejahteraan," kata Menteri Teten.
Terkait Rumah Kemasan, Menkop-UKM menyebutkan, sekarang sudah ada 13 unit rumah kemasan dengan produk kemasan yang lebih modern dan canggih. Tujuannya, supaya nanti kemasan oleh-oleh produk UMKM bisa sekelas Jepang. "Karena, produk UMKM Jepang itu kemasannya seperti konsep kado, bagus, dan cantik sehingga orang tergiur membeli," ujar Menteri Teten.
Di samping itu, Menteri Teten juga tengah menyiapkan ekosistem kelembagaan bagi koperasi yang sejak 1992 tidak terurus dengan baik. Berbeda dengan perbankan, di mana ekosistemnya sudah demikian lengkap sejak krisis moneter pada 1998. "Seharusnya, pemerintah lebih mengurusi koperasi karena ini menyangkut urusan orang-orang kecil," ucap Menteri Teten.
Menteri Teten mengakui, belakangan ini banyak bermunculan koperasi simpan pinjam (KSP) bermasalah alias gagal bayar. Hal itu disebabkan kelemahan dalam UU Perkoperasian tahun 1992 terkait pengawasan koperasi yang dilakukan secara mandiri oleh Pengawas Koperasi. "Sementara, koperasinya sudah menjadi besar, sudah tidak memadai lagi menggunakan pola pengawasan seperti itu," kata Menkop-UKM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement