Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan AS dan China Memanas, Profesor Politik: Konflik Militer di Taiwan Bisa Kapan Saja Terjadi

Hubungan AS dan China Memanas, Profesor Politik: Konflik Militer di Taiwan Bisa Kapan Saja Terjadi Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Depok -

Taiwan saat ini menjadi salah satu isu geopolitik serius yang melibatkan dua negara adidaya yang saling bermusuhan, yaitu Amerika Serikat dan China.

Pasalnya, China terus-menerus menyatakan klaim kepemilikannya pada pulau tersebut, sementara Amerika Serikat mengakui bahwa Taiwan merupakan sebuah negara yang berdaulat.

Anggota Hoover Institute dan Profesor ilmu politik di Stanford Larry Diamond menyatakan bahwa konflik geopolitik ini menempatkan Amerika Serikat dalam posisi yang sulit. Pasalnya, Amerika Serikat sejak 45 tahun yang lalu mengikuti kebijakan One China Policy (Satu China), yaitu mengakui Republik Rakyat China sebagai negara yang merepresentasikan “China”. Dengan demikian, ia menyebut konflik ini tidak bisa diselesaikan dengan cara yang koersif.

Baca Juga: Profesor Politik Ungkap Perang antara China dan Amerika Serikat Bisa Pecah di Laut China Selatan

“Konflik ini tidak dapat diselesaikan 45 tahun sejak kami menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China. Hal ini tidak dapat diselesaikan secara sepihak dan tidak dapat diselesaikan dengan kekerasan. Ini adalah kepentingan strategis yang sangat penting bagi Amerika Serikat dan negara-negara demokrasi lainnya agar solusi tidak dipaksakan dengan kekerasan,” kata Larry, dikutip dari kanal Youtube Gita Wirjawan pada Selasa (30/05/23).

Ia kemudian menyebut bahwa agresi militer China terhadap Taiwan bisa terjadi kapan saja. Menurutnya, hal ini bisa terjadi apabila China melihat ada kelemahan di Taiwan, di kawasan, atau bahkan di Amerika Serikat.

“Jika China mengatakan, ‘Kami lelah menunggu,’ atau salah perhitungan seperti yang dilakukan Putin dan menyimpulkan bahwa mereka melihat adanya kelemahan di Amerika Serikat, kelemahan di kawasan, atau kelemahan di Taiwan, mereka pikir mereka bisa lolos begitu saja. Akan ada konflik militer yang sangat buruk bagi Taiwan dan China,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia berharap agar perang antara China dan Taiwan yang melibatkan Amerika Serikat tidak terjadi. Pasalnya, hal ini akan berdampak besar kepada perdagangan global secara umum.

“Namun yang terpenting, ini akan sangat buruk bagi perdamaian dunia dan ekonomi dunia ketika Anda melihat disrupsi yang berpotensi menjadi bencana besar bagi perdagangan global semikonduktor secara khusus dan bagi perdagangan global secara umum. Jadi, menurut saya, sangat penting untuk menghalangi dan mencegah konflik ini terjadi,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: