Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Interkoneksi hingga Pelosok Jadi Tantangan Penyediaan Tenaga Listrik untuk Masyarakat Indonesia

Interkoneksi hingga Pelosok Jadi Tantangan Penyediaan Tenaga Listrik untuk Masyarakat Indonesia Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengungkapkan, ada beberapa tantangan dalam penyediaan tenaga listrik untuk masyarakat Indonesia.

Jisman mengatakan, salah satu tantangan berat dalam penyediaan tenaga listrik demi mewujudkan energi yang adil merata bagi masyarakat Indonesia adalah menghubungkan jaringan listrik atau interkoneksi hingga pelosok tanah air.

Menurutnya, interkoneksi jaringan tenaga listrik sangat dibutuhkan, mengingat sumber-sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) memiliki lokasi yang tersebar di nusantara.

Baca Juga: Pertamina Mulai Berlakukan Pembelian BBM melalui QR Code, Menteri ESDM: Bukan Pembatasan

"Dengan konsep interkoneksi ini, pembangkit berbasis EBT bisa dimanfaatkan dengan optimal, sehingga akan meningkatkan akses masyarakat terhadap energi yang berkeadilan," ujar Jisman dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (31/5/2023). 

Jisman menyebut, dengan interkoneksi jaringan tenaga listrik yang baik, tidak hanya memberikan dampak positif bagi warga yang berada di pelosok saja, melainkan bisa membangun interkoneksi antarnegara.

"Kini di ASEAN sudah memiliki Multilateral Power Trade (MPT) yang perdana, yakni antara Laos sebagai penyedia energi mengekspor listrik ke Singapura sebagai konsumen, dan itu melintasi Thailand dan Malaysia yang mendapat manfaat power wheeling," ujarnya.

Lanjutnya, ia mengatakan di kawasan ASEAN terdapat ASEAN Power Grid (APG) yang mengintegrasikan negara-negara ASEAN yang memiliki sumber energi (khususnya energi terbarukan) dengan negara yang memerlukan energi melalui interkoneksi bilateral.

Hingga kini terdapat setidaknya 7,7 Giga Watt cross-border bilateral power trading, 500-600 MW yang sedang terbangun, dan masih terdapat antara 18-21 GW yang berupa potensi untuk power trading di masa mendatang.

"Head of Power Utility and Authority (HAPUA) dengan Proyek APG terus mendorong terbentuknya interkoneksi di antara negara anggota ASEAN," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: