
Pemerintah tengah menggencarkan pemanfaatan sampah menjadi energi atau waste to energy untuk mengatasi masalah limbah di kota-kota besar Indonesia. Konversi sampah menjadi energi dinilai memiliki potensi besar, dengan estimasi daya mencapai 3 Giga Watt (GW).
"Total sampahnya sekitar 1,7 miliar, ini perkiraan bisa sampai 2-3 Giga Watt (GW) dengan total sampah yang seperti itu," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Baca Juga: Sampah Gelas Plastik Menumpuk, Produsen AMDK Disebut Tidak Taat Aturan
Guna merealisasikan target tersebut, pemerintah tengah menyusun skenario pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Indonesia. Salah satu langkahnya adalah dengan merancang Peraturan Presiden (Perpres) yang bertujuan menyederhanakan regulasi dalam pengelolaan sampah, sekaligus memberikan insentif bagi para pengembang.
“Dari situ kita akan menskenariokan di dalam Perpres agar pengembang lebih diuntungkan,” lanjut Eniya.
Perpres tersebut diharapkan menjadi payung hukum yang mengintegrasikan berbagai aspek penanganan sampah, termasuk penutupan tempat pembuangan akhir (TPA) dengan sistem open dumping, pengolahan sampah menjadi energi, serta upaya pengurangan pencemaran sampah di laut.
“Tadi Bapak Menko sesuai dengan arahan Pak Presiden, meminta penanganan sampah dilakukan dalam satu Perpres supaya semuanya selesai dengan terangkai,” ungkap Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol.
Baca Juga: Kurangi Sampah, Chandra Asri Group Luncurkan Riset Evaluasi Implementasi Aspal Plastik
Meski memiliki potensi besar, konversi sampah menjadi listrik masih menghadapi tantangan keekonomian. Biaya produksi listrik dari PLTSa masih terbilang tinggi, yakni sekitar 18 sen dolar AS per kWh. Angka ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara yang hanya berkisar 5-6 sen dolar AS per kWh.
Pemerintah terus mencari solusi untuk menekan biaya tersebut agar proyek waste to energy dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement