Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rocky Gerung Soal Ekspor Pasir Laut Indonesia: 'Ini Sesama Oportunis Lagi Tunggu Momentum'

Rocky Gerung Soal Ekspor Pasir Laut Indonesia: 'Ini Sesama Oportunis Lagi Tunggu Momentum' Kredit Foto: Instagram/Rocky Gerung
Warta Ekonomi, Jakarta -

Adanya ekspor pasir melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut menimbulkan kericuhan. 

 

Dalam pasal 9 ayat Bab IV butir 2, tertulis bahwa pemanfaatan pasir laut ditujukan untuk reklamasi dalam negeri, pembangunan infrastruktur pemerintah, pembangunan prasarana oleh pelaku usaha, dan ekspor. 

 

Di samping itu, adanya isu ekspor pasir juga terjadi jelang masa lengser Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, ekspor pasir sempat dilarang selama 20 tahun di Indonesia. Mengenai hal ini, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mengkritik tindakan tersebut. 

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Prabowo Subianto Makin ‘Mepet’ ke Presiden Jokowi

Rocky mempertanyakan, adanya ekspor pasir ini, “siapa yang bertanggung jawab?” 

 

Di samping itu, menjual pasir juga dianggap sebagai menjual kedaulatan, bahkan akan menyinggung masalah strategi militer, konflik hukum internasional, yang nantinya membuat wilayah Singapura makin mendekat ke Kepulauan Riau, khususnya Batam. 

 

Rocky pun menyindir soal tindakan presiden atas ekspor pasir tersebut. 

 

“Sekarang pasirnya dijadikan modal untuk tukar tambah dengan investor Singapura misalnya yang menjanjikan seolah-olah kalau pasirnya datang, nanti mereka kan investasi [ke] IKM dan […] akan akan jadi semacam showcase Indonesia di luar negeri bahwa Singapura mau invest Indonesia,” ujar Rocky dalam kanal YouTube-nya berjudul “CABUT LARANGAN EKSPOR PASIR, JOKOWI JUAL NEGARA DAN TANAH AIR” bersama jurnalis senior, Hersubeno Arief. 

 

Ditambah lagi dengan pernyataan presiden mengenai istilah “cawe-cawe” demi pembangunan IKN, transisi energi bersih, dan ekonomi hijau yang rencananya akan terus berlanjut. Hal ini menjadi pembicaraan banyak orang. 

 

“… Mereka kan memanfaatkan kelemahan Jokowi dan kelemahan Jokowi sudah kita tahu dari awal, bapak presiden kita punya ketidakmampuan berpikir komprehensif. Dasarnya itu. Tapi itu mau ditutup-tutupi dengan kesukaan pada Jokowi,” ujar Rocky. 

 

Jurnalis senior, Hersubeno Arief menanyakan pada Rocky soal respons akademisi tersebut terkait siklus pemilihan presiden yang hanya 5 tahun sekali dan dibatasi dua periode. 

Baca Juga: Jokowi Cawe-Cawe soal Capres, Prabowo dan Ganjar untuk Kepentingan Bangsa, Lalu Anggap Anies Musuh Negara?

“Ya, nanti ya presiden berikutnya, akhirnya mesti iyain lagi bahwa Indonesia, mungkin udah ada deal 50 tahun, silakan bisnis pasir itu diatur dalam perjanjian internasional gitu. Kita nggak bisa gugat,” jawab Rocky. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: