Respons Tegas Cawe-cawe Jokowi di Pilpres 2024, Kubu Anies Baswedan Mengalami Kegalauan? 'Mereka Terancam Gagal...'
Kelompok relawan pendukung Ganjar Pranowo, Kongres Rakyat Nasional (KORNAS) angkat suara soal narasi penjegalan terkait pengakuan Cawe-cawe Jokowi yang mulai dikeluarkan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres mereka.
Presidium KORNAS, Sutrisno Pangaribuan menilai respons kubu Anies Baswedan mengenai Cawe-cawe Jokowi menunjukkan kegalauan.
“Bahwa strategi KPP melancarkan berbagai tuduhan, tudingan, fitnah kepada pemerintah sebagai upaya untuk menutupi kegalauan KPP yang terancam gagal memutuskan pasangan Cawpres ARB,” jelasnya.
“Jika KPP akhirnya gagal mengajukan Paslon ARB, maka KPP akan menjadikan pemerintah sebagai kambing hitam. Strategi melempar tuduhan sejak awal demi membangun persepsi publik tentang adanya ‘cawe-cawe pemerintah’, tambahnya.
Sutrisno meminta agar KPP fokus menggalang dukungan untuk Anies Baswedan ketimbang melemparkan narasi penjegalan yang menyudutkan pemerintahan Jokowi.
“KPP seharusnya fokus pada upaya menggalang dukungan rakyat daripada menyampaikan tuduhan, tudingan, rumor yang merendahkan, melecehkan kewibawaan negara, yakni Presiden Jokowi,” ujarnya.
Sutrisno juga mengungkapkan cawe-cawe yang Jokowi maksudkan bukan mengarah pada ke sosok tertentu tetapi pada nilai keberlanjutan.
Hal yang sama di sisi lain juga telah diterapkan kubu Anies dengan mengusung konsep perubahan.
“Presiden Jokowi dalam penjelasannya tentang ‘cawe- cawe’ adalah terkait kesinambungan dan keberlanjutan program strategis pemerintah yang telah dirintis , bukan tentang siapa Capres yang akan didukung atau tidak didukungnya,” jelasnya.
“Maka KPP seharusnya menyampaikan ide, gagasan, program politik ARB. Karena KPP juga berhak menawarkan konsep ‘antitesa Jokowi’,” tambahnya.
Respons Anies Baswedan Soal Jokowi Cawe-cawe
Anies mengaku pihaknya mendapat banyak ungkapan kekhawatiran terkait pernyataan Jokowi soal cawe-cawe.
Di antara kekhawatiran yang ada adalah potensi kecurangan dalam Pemilu 2024.
“Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, kriminalisasi, tidak netralnya penyelenggaraan pemilu, caleg-caleg yang mendapat perlakuan tidak fair, partai-partai yang mendapatkan perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang mendapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang mendapat perlakuan tidak fair,” kata Anies.
“Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semuanya itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe,” tambahnya.
Meski demikian, Anies dan timnya berharap itu hanya sekadar kekhawatiran saja alias tidak benar-benar terjadi.
Anies berharap kontestasi di 2024 berjalan sebagaimana mestinya.
“Kami berharap kekhawatiran itu tidak benar, itu adalah kekhawatiran saja dan dalam kenyataannya kita berharap pemilu tetap seperti semula dan pilpres tetap seperti semula,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement