Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Bisnis UI Sarankan Perlu Alternatif Lain dari Model Vendor Lock in

Pakar Bisnis UI Sarankan Perlu Alternatif Lain dari Model Vendor Lock in Kredit Foto: Ilustrasi Galon BPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar bisnis dari Universitas Indonesia Tjahjanto Budisatrio menyarankan perlu dikenalkan beberapa model bisnis alternatif dalam bisnis air dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang seperti yang sudah diterapkan di Australia dan Amerika Serikat.

Tjahjanto menjelaskan galon sekali pakai yang dapat dihancurkan atau galon guna ulang yang dapat diisi dengan air dari produsen mana saja (model tukar-kembali universal) atau modifikasinya yang berupa sistem pengembalian deposit.

"Khusus dalam sistem tukar-kembali universal, konsumen bisa menukarkan galon merek tertentu dengan galon merek lain (atau mengisi galon dengan air dari produsen lain) tanpa biaya tambahan, sehingga tidak terjadi apa yang disebut “vendor lock-in” dan membuat persaingan usaha menjadi sehat,” kata Budisatrio.

Dia menilai praktik non-refundable (non-tukar kembali) dalam bisnis AMDK galon bekas pakai sudah begitu umum di Indonesia.

"Sehingga konsumen seringkali tidak sadar bahwa model penjualan seperti ini masuk ke dalam kategori vendor lock-in," tambahnya.

Ia menjelaskan pertama, konsumen sudah terkunci.

"Kedua, si produsen mendominasi pasar, sehingga menghalangi pesaing lain masuk," katanya menambahkan.

"Model penjualan ini telah menciptakan barrier to entry, yang merupakan salah satu pelanggaran terhadap Undang-Undang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.”

Dengan posisi terkunci ke satu merek saja, lanjutnya, maka konsumen akan enggan beralih ke galon merek lain karena harus mengeluarkan biaya cukup besar (switching cost).  

"Kita membeli produk satu merek tetapi bisa ditukar galonnya dengan merek lain atau diisi galonnya dengan air dari produsen lain. Konsumen tidak dibebani biaya tambahan (switching cost). Jadi, tidak ada vendor lock-in,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: