Dukung Pertumbuhan Startup, Ini Alasan Triputra Group Masuk ke Ekosistemnya
Raksasa perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, manufaktur, pertambangan, perdagangan, dan layanan, Triputra Group saat ini mendukung pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) melalui pendanaan-pendanaan yang mereka lakukan.
Chief Financial Officer (CFO) Triputra Group, Erida Djuhandi yang hadir di acara bertajuk “Indonesia Tech Investment: Unlocking The World’s Best Kept Secret” ini memaparkan alasan perusahaan masuk ke ekosistem startup di Indonesia.
Erida menjelaskan, perusahaan bergabung ke dalam ekosistem startup karena ingin tetap terlibat dan selaras dengan distorsi pasar, perubahan pasar, hingga inovasi beserta teknologinya.
Baca Juga: Startup Agroteknologi Semaai Raih Pendanaan untuk Luncurkan Produk Finansialnya
“Kami mencoba untuk tetap agile dengan bekerja bersama talent muda yang penuh semangat, energi, dan invoasi, dan [kami] kombinasikan dengan tim senior yang memiliki kebijaksanaan, pengalaman, dan pengatahuan. Kalau di-combine cukup powerful,” jelas Erida saat di sesi diskusi panel “Catalyst of Innovation: Fueling Startup Growth through Investment” pada Selasa (6/6/2023) di Gedung Financial Hall CIMB Niaga, Jakarta.
Hingga saat ini, perusahaan rintisan yang diinvestasikan Triputra Group antara lain Kedai Pangan, Anteraja, Coldspace, dan lainnya. Menurut Erida, perusahaan mengelola startup tersebut secara independen.
Namun, Erida juga menambahkan tantangan perusahaan untuk tetap tumbuh cepat bersama startup adalah bagaimana startup tumbuh dengan sehat, tidak hanya sekadar membakar uang.
“Karena stakeholder kami selalu bertanya pada kami, when the EBITDA positive [kapan EBITDA positif]?” papar Erida.
Dalam diskusi tersebut, Kedai Pangan disebutkan sempat mencapai EBITDA positif. Lantas, bagaimana Triputra Group tetap membersamai para startup hingga EBITDA-nya positif?
“Kolaborasi. Kami berkolaborasi dengan traditional buyer, UKM, perusahaan keluarga dan individual, dan kami mencoba untuk berkonsolidasi dengan semuanya. Konsolidasi ini akan menciptakan sinergi dan efisiensi biaya dan akhirnya menciptakan sebuah value,” jawab Erida.
“Actually dengarnya gampang begitu, tapi yang paling susah adalah the execution of the integration of SMEs [eksekusi dari integrasi UKM],” tutup Erida.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement