Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kunjungi Pulau Penyengat, Wapres Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Pencipta Gurindam Dua Belas

Kunjungi Pulau Penyengat, Wapres Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Pencipta Gurindam Dua Belas Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Tanjung pinang -

Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin, singgah ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau, untuk berziarah ke makam tokoh pahlawan nasional yang juga pencipta Puisi Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji, pada Kamis siang (08/6/2023). Perjalanan menuju makam sastrawan melayu yang sangat masyhur dari Kepulauan Riau ini ditempuh menggunakan Kapal Kepri 01 dari pelabuhan di Kota Tanjungpinang ke Pulau Penyengat.

Setibanya di makam, Wapres kemudian memimpin jalannya doa bersama serta menaburkan doa di atas pusara. Sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Tanjungpinang, Wapres juga menyempatkan berkeliling area makam yang merupakan komplek pemakaman keluarga kerajaan.

Baca Juga: Cegah PMI Ilegal, Wapres Perketat Pengawasan dan Keamanan

Menurut Walikota Tanjung Pinang, Hj. Rahmah, SIP., M. M., Wapres Ma'ruf Amin merupakan Wapres pertama yang berziarah ke makam ini. Sebelumnya, Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid yang pernah ziarah di tempat ini.

Sebagai informasi, di dalam komplek makam ini, terdapat bangunan yang berisi makam Engku Putri dan Raja Haji Abdullah serta istrinya yang merupakan anggota Kerajaan Riau di masa silam. Sementara, makam Raja Ali Haji berada di luar di samping bangunan utama makam.

Raja Ali Haji adalah seorang sastrawan dan ulama besar dari Melayu. Ia lahir pada tahun 1808 di Lingga, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Semasa hidupnya, ia banyak menghasilkan karya di bidang seni.

Dalam setiap karyanya, Raja Haji Ali tidak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada tradisi kesusastraan Islam serta Melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi di zamannya. Karyanya yang paling dikenal adalah Gurindam Dua Belas pada tahun 1847. Karya ini menjadi karya tak ternilai bahkan paling menonjol di antara karya yang lain.

Karya sastra Gurindam Dua Belas ini lalu diabadikan di sepanjang dinding bangunan makamnya. Dengan begitu, setiap pengunjung yang datang dapat membaca serta mencatat mahakarya agung tersebut.

Raja Ali Haji juga dikenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat Kitab Pengetahuan Bahasa yang menjadi kamus ekabahasa pertama di Nusantara. Bahasa Melayu baku inilah yang kemudian dalam Kongres Pemuda Indonesia 28 Oktober 1928 ditetapkan sebagai bahasa nasional.

Atas kontribusinya selama hidup, Raja Haji Ali pun mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 2004 yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: