- Home
- /
- Government
- /
- Government
Bermodal Bansos PKH Rp10 Juta dari Kemensos, Sejumlah Warga NTT Ini Kini Sukses Berdaya
Sejumlah warga Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku bantuan sosial program keluarga harapan (bansos PKH) dari Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan banyak manfaat.
Agalinda Seo (40) atau akrab disapa Linda, yang tinggal bersama suaminya Maximus Nahak (42) dan dua anaknya, misalnya. Mereka tercatat ke dalam daftar penerima bantuan pemerintah berupa Program Keluarga Harapan (PKH) sejak tahun 2018 silam.
Baca Juga: Sempat Korbankan Beberapa Program, Akhirnya Dana Blokir Rp364 Miliar Kemensos Dibuka Kemenkeu
Dia bercerita, hidupnya bergantung pada warung kecil yang dirintisnya kala itu. Namun, seiring tahun ternyata kebutuhan keluarganya makin besar sehingga mengandalkan warung itu membuatnya kewalahan. Hingga akhirnya, Kemensos melalui Dinas Sosial Provinsi NTT memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp10 juta.
Dia bercerita, uang itu lalu dipakai untuk menambah pasokan barang-barang di warung. Bermodalkan itu, kini warungnya bertumbuh makin besar. Bahkan, Linda mengaku penghasilannya bisa mencapai Rp200-Rp500 ribu per hari.
Oleh karena itu, Linda akhirnya memutuskan untuk berhenti menerima bantuan PKH atau dikenal dengan nama graduasi. Bukan tanpa alasan, Linda merasa sebaiknya bantuan dialihkan ke orang lain yang lebih membutuhkan.
Tak hanya Linda, warga lainnya yakni Medi juga tercatat sebagai penerima bantuan PKH. Dia bercerita, kala itu dia berjuang seorang diri menghidupi lima anaknya sejak ditinggal suaminya pada tahun 2015 lalu.
Medi mengaku dirinya menerima bantuan pemerintah berupa uang tunai sejumlah Rp7.880.000 yang dicairkan secara bertahap sejak 2018 silam. Adapun uang diberikan empat kali dalam setahun.
"Per bulannya tahap dapat Rp1.970.000. Itu saya gunakan untuk kebutuhan anak sekolah, lunasi SPP, dan sebagainya," ujar dia.
Berkat bantuan pemerintah tersebut, dirinya kini berhasil menyekolahkan tiga dari lima anaknya sampai ke jenjang srata satu dan diploma.
Sama halnya dengan Linda, setelah merasa lebih berdaya, Medi juga memilih untuk berhenti menjadi penerima PKH. "Sekarang penghasilan sudah jauh lebih baik. Anak-anak juga sudah pada besar-besar," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement