Usai Diam Seribu Bahasa, Bos SoftBank Masayoshi Son Akhirnya Tampil di Tengah Hype AI: Kami Tidak Beristirahat, Kami Akan Semakin Galak
SoftBank Group Corp. berada dalam posisi untuk memenangkan perlombaan dalam menguasai AI berkat investasi teknologi miliaran dolar. Hal ini disampaikan langsung oleh sang pendiri, Masayoshi Son dalam penampilan publik pertamanya dalam tujuh bulan.
"Sebuah revolusi besar akan datang," katanya pada rapat pemegang saham tahunan unit telekomunikasi Jepang SoftBank Corp pada hari Selasa kemarin.
Mengutip Bloomberg di Jakarta, Rabu (21/6/23) Son menambahkan bahwa itu adalah tugas perusahaan induk untuk melakukan investasi awal yang agresif. “SoftBank Group tidak akan terhalang oleh beberapa kerugian jangka pendek. Kami akan menguasai dunia pada akhirnya.”
Miliarder itu memecah kebisuannya selama berbulan-bulan setelah mengucapkan kata perpisahan untuk panggilan pendapatan SoftBank Group yang merugi dengan mengatakan bahwa dirinya ingin fokus untuk membawa Arm Ltd.
Ketidakhadirannya telah membuat perusahaan startup yang berharap investasi darinya bertanya-tanya apakah investor teknologi terbesar dunia itu akan melakukan serangan lagi.
Tapi Son mengatakan dia sibuk mengeksplorasi potensi transformatif AI generatif untuk lebih dari 400 perusahaan portofolio perusahaan Jepang.
Misalnya, pria berusia 65 tahun itu mengatakan dia sering berbicara dengan CEO OpenAI Inc. Sam Altman tentang cara operator mesin pencari domestik SoftBank Z Holdings Corp. dapat menyalurkan fenomena AI generatif ChatGPT untuk pengguna bahasa Jepang.
“Kami tidak akan beristirahat. Kami akan semakin galak,” kata Son seraya mengatakan bahwa SoftBank akan terus mengalihkan persneling dari pertahanan total. “Dengan Arm sebagai intinya, kami akan terus mengejar arena termasuk di kuantum.”
SoftBank berinvestasi di tujuh startup melalui putaran pendanaan dengan total sekitar USD550 juta (Rp8,2 triliun) sejauh ini di kuartal Juni, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Sebagai referensi, segmen Vision Fund membelanjakan USD15,6 miliar (Rp233 triliun) pada kuartal yang sama dua tahun lalu.
“Saya telah membuat banyak, banyak kesalahan dalam investasi AI saya, beberapa di antaranya memalukan,” kata Son. “Tetapi di antara banyak kegagalan, ada sejumlah kuncup yang akan segera mekar.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement