Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampingi Jokowi Pantau Smelter Gresik, Bahlil: Realisasi Investasi Freeport Tembus Rp33 Triliun

Dampingi Jokowi Pantau Smelter Gresik, Bahlil: Realisasi Investasi Freeport Tembus Rp33 Triliun Kredit Foto: BKPM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meninjau perkembangan pembangunan smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur.

Dalam kunjungan itu, Bahlil mengatakan, hingga Mei 2023, PT Freeport Indonesia (PTFI) telah merealisasikan investasi sebesar US$2,2 miliar (setara Rp33 triliun) dari total investasi US$3 miliar (Rp45 triliun), dan telah menyerap 15.000 tenaga kerja Indonesia.

Baca Juga: Pengamat Dukung Bahlil Kerja Sama Investasi Dengan Malaysia: Langkah Strategis Perkuat Daya Saing Indonesia di ASEAN

Presiden Jokowi lalu mengatakan, dirinya bangga atas tercapainya realisasi kemajuan pembangunan smelter yang akan menyentuh 72% dan ditargetkan dapat selesai sebelum Mei 2024. 

Menurut Jokowi, hasil produksi dari smelter tersebut harus diintegrasikan dengan hasil komoditas tambang lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan diolah menjadi produk akhir bernilai tambah, seperti kendaraan listrik dan baterainya.

"Jadi, ke depan kita memiliki daya saing di situ. Competitiveness kita ada di situ. Smelter ini pijakan fondasi untuk kita menjadi negara maju karena dari yang bertumpu kepada konsumsi, bertumpu sekarang kepada produksi," ujar Jokowi, dikutip Rabu (21/6/2023).

Bahlil lalu menambahkan, hilirisasi adalah kunci agar Indonesia dapat berubah dari negara berkembang menjadi negara maju. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya mineral, yaitu tembaga yang diolah di smelter PTFI. 

"Melalui proyek smelter ini, kita lakukan hilirisasi untuk penciptaan nilai tambah. Kita ingin Indonesia yang tidak hanya dikenal karena sumber daya alamnya saja, tapi karena produknya. Sudah terbukti, hilirisasi sumber daya mampu meningkatkan pendapatan negara. Nikel contohnya, naik dari US$3,3 miliar menjadi US$30 miliar setelah kita stop ekspor nikel dan lakukan hilirisasi," ucap Bahlil.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan proyek smelter ini merupakan kontribusi Freeport Indonesia dalam hilirisasi pertambangan, sesuai dengan fokus pemerintah Indonesia yang mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi. 

Apalagi, menurut Tony, Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah untuk menyuplai konsentrat ke Gresik untuk dimurnikan menjadi katoda tembaga, emas batangan, dan perak batangan. Setelah beroperasi nanti, smelter ini akan mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak per tahun.

"Tembaga ini digunakan untuk banyak sekali keperluan tapi paling utama untuk penghantar listrik, termasuk untuk kendaraan listrik. Tembaga ke depannya sangat menjanjikan, beruntung sekali Indonesia menjadi salah satu pemain utama tembaga," ungkap Tony.

Proyek smelter PTFI berlokasi di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Pembangunan Smelter PTFI di Gresik dilaksanakan sejak tahun 2021 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Jokowi pada 12 Oktober 2021 lalu. 

Baca Juga: Ada Potensi Tarik Investasi, Pengamat Dukung Menteri Bahlil Soal Kebijakan Golden Visa

Proyek ini mencakup smelter tembaga dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun dan precious metal refinery (PMR) berkapasitas 6.000 ton per tahun. 

Produk yang dihasilkan berupa katoda tembaga, emas, dan perak murni batangan, platinum group metals (PGM), serta produk-produk sampingan lainnya seperti asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: